Terus terang saat pertama kali dikasih tau bos, bahwa kontrak saya tidak diperpanjang, saya merasa gamang. Sejak merantau dari kampung halaman, awal di Jakarta sempat menjajal kehidupan ikut saudara sepupu sebagai pedagang kakilima di jalan Fachrudin Tanah Abang. Sejak diterima bekerja disalah satu perusahaan konsultan sipil sebagai yunior site supervisor otomatis profesi yang sering main kucing-kucingan dengan aparat tramtib –saat itu satpol PP belum kesohor– itu ditinggalkan. Gila aja, ada bos perusahaan yang mengijinkan anak buahnya nyambi jadi pedagang kakilima sekaligus karyawan. Itu tidak mungkin. Coba, gimana mau ngatur waktunya kehadiran satu orang dalam satu waktu yang sama ditempat berbeda. Dan saya bukan malaikat, dedemit atau setan yang bisa hadir secepat kilat disuatu tempat. Makanya pekerjaan di sektor informal dengan sangat senang hati saya tinggalkan ketika itu. Mulailah kehidupan saya sebagai karyawan alias anak buah bos yang punya perusahaan. Saya jalani fase kehidupan itu dengan senang hati, suka dan duka.
Sekian tahun hidup sebagai orang gajian dan berpindah-pindah perusahaan ternyata tidak mengasah kemampuan untuk hidup fight seperti binatang buas di rimba hutan belantara. Hidup sudah menggantungkan diri kepada orang yang memberi gaji setiap bulan. Seperti hewan piaraan yang menunggu jatah makan pada waktu yang sudah terjadual, begitulah tiap bulan selalu mengharapkan gajian dengan perasaan gembira. Sebelum uang gajian itu sampai ke tangan terbayang sudah kewajiban yang sudah harus dipenuhi dan mau diapakan uang yang tersisa.
Sekarang gaji yang otomatis masuk setiap tanggal 25 ke rekening milik saya di salah satu bank pemerintah itu otomatis juga berhenti. Lha, wong bukan karyawan lagi. Masa, sih, perusahaan mau berderma tiap bulan ke mantan karyawannya. Perusahaan sudah beramal tiap bulan dan tiap tahun kepada Negara dengan membayar pajak berupa pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi & bangunan, pajak barang mewah, dan pajak-pajak lainnya yang saya tidak ngerti. *saya kan bukan bekas pegawai yang ngurusin pajak perusahaan* Imbauan buat aparat pajak dan pemerintahan, bila perlu berlakukan pajak progresif. Bila satu keluarga sudah punya satu mobil pribadi kemudian nambah mobil lagi, maka pajak mobil pribadi selanjutnya diberlakukan dua kali lipat atau lebih dari pajak yang seharusnya. Bila suami sudah punya satu istri lalu nambah istri lagi, maka waktu ijin nikah yang kedua atau berikutnya berlakukan biaya nikah berlipat-lipat dan harus ada uang jaminan untuk biaya hidup istri tua dan anak-anaknya. *kalo gagasan yang kedua ini pasti disokong habis-habisan sama ibu-ibu sebagai istri tua, soalnya bapak-bapak yang suka kawin batambuah demen dan doyannya pasti sama yang muda. Tul gak buuu….* Lho, kok tulisannya ngomongin pajak dan nambah istri segala. Baiklah, saya luruskan dan kembali ke khittah awal postingan ini, sebelum tulisannya jadi ngaco dan menghasut…..
Jadi begitu kontrak kerja saya gak diperpanjang, saya mengibaratkan diri saya seperti binatang piaraan yang dilepas ke hutan rimba belantara yang ada di pedalaman Afrika. Coba, pikir saudara-saudara gimana gak fobi. Selama ini terbiasa dengan asupan yang reguler, sekarang harus fight. Tapi saya yakin dengan salah satu quote dari Napoleon Hill, “Jika salah satu pintu tertutup pintu lain akan terbuka.” Tugas saya-lah sekarang untuk tidak larut meratapi pintu yang tertutup itu.
Disaat gamang alias fobi itu seseorang yang waras dan berfikir jernih biasa punya pegangan untuk pedoman dalam menghadapi kehidupan selanjutnya. Ada yang berpegang pada ajaran agama, nasihat yang disampaikan oleh tokoh-tokoh terkenal melalui buku, semangat dari rekan-rekan yang memberikan pencerahan dan lain sebagainya. Kalau saya jelas bukan berpegangan pada tembok atau pohon, saya masih waras bro. Apalagi pada ramalan mama rolen atau ki joko rogo. Jelas saya gak mau, karena menghabiskan pulsa dan itu jelas-jelas tipuan kelas rendahan. Lha, wong yang menjawab bukan orang tapi mesin. *hai, para pengirim sms ke nomor telepon empat angka yang sering muncul di tv, hari geneee mau aja loe ditipu*
Saya sangat beruntung membeli buku karangan ‘Aidh al-Qarni yang berjudul La Tahzan. *belinya separoh dari harga buku itu yang dipajang oleh toko buku GM, lariskan buku murah…* Ada satu karangan Beliau dalam buku itu yang saya baca berulangkali. Karangan dengan judul “Yang Lalu Biar Berlalu” itu terasa sangat pas bagi saya untuk penyemangat dalam melanjutkan kehidupan. Baiklah saya kutipkan salah satu paragraf dalam karangan itu.
“Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.”
Catatan gak penting. Harap dimaklum, jika nanti postingan baru saya lama gak muncul itu ada sebabnya. Laptop yang dipinjamkan ama mantan kantor terhitung sejak hari ini jumat, 23 Januari 2009 secara resmi telah diserahkan kembali kepada yang punya. Siapa yang punya? Ya, jelas mantan kantor dong. *Hiks.hiks..hiks…. nulis lagi pake tangan diatas buku tulis, rental komputer salin ke flashdisc, rental warnet lalu posting. Ternyata panjaaang…prosesnya untuk posting nanti* Ada yang mau menghibahkan laptop bekas pakainya ke saya? Berkenanlah menghubungi email saya……
Januari 23, 2009 pukul 10:12 am
Setuju, Mas Alris…
Orang gajian atau karyawan nggak terbiasa fighting. Jadinya terbiasa tergantung pada atasan. Beruntunglah orang yang sukses tanpa menjadi karyawan siapapun. Bebas merdeka. Berat sih, kayaknya tapi kepuasannya lebih besar..
Mengenai proses posting yang lama karena harus tulis tangan, rental dan ke warnet, hal itu justeru membuat Mas Alris lebih semangat menulisnya. Kan perlu perjuangan dan biaya lebih, jadi tulisannya harus lebih bermutu.
Keep fighting….
@ Syams Ideris
Pak Syams, saya diwajibkan untuk fighting sekarang. Semoga lulus ujian menjalani kehidupan ini. Saya memang kepengen makin lama tulisannya makin bermutu. Tapi yang menilai tulisan bermutu tentu pembacanya.
Januari 23, 2009 pukul 10:33 am
saya mau aja menghibahkan laptop milik saya untuk Mas Alris, cuman masalahnya saya belon beli laptop…hihihi..
Tenang aja Mas, toh memperoleh rejeki nggak harus jadi karyawan orang, bisa aja Mas Alris lebih berhasil setelah lepas dari belenggu kekaryawanan (halah, bahasa apa ini )dan menjadi bisnisman.
Tapi ngomong-ngomong saya setuju kalo mau nikah yang kedua ditambahi biaya extra untuk lelaki-lelaki doyan kawin… 🙂
@dewifatma
Saya juga mau menghibahkan laptop, nanti kalo sudah ada stok. Amin semoga saya jadi bisnismen.
Januari 23, 2009 pukul 10:42 am
[…] Binatang Piaraan Dilepas ke Hutan Belantara ada sebabnya. Laptop yang dipinjamkan ama mantan kantor terhitung sejak hari ini jumat, 23 Januari… menghibahkan laptop bekas pakainya ke saya? Berkenanlah menghubungi email saya Posted […]
@ Investing in…….
Hahaha…
Januari 23, 2009 pukul 11:24 am
Hmmmm sepertinya emang dunianya mas di hutan he he he… maksudnya mungkin mas memang cocok jadi bos g cocok jadi karyawan. Humor lucu doain saja deh biar tercapai yang terbaik dari keinginan mas
@ Humor lucu
Terima kasih, kawan.
Januari 23, 2009 pukul 12:48 pm
Insya Allah…Bunda doakan..akan ada hal lain yang lebih baik
Nggak harus jadi pegawai…coba coba wira usaha kali ya…
Masih banyak kesempatan…apalagi masih usia muda dan punya kemampuan…
@ dyahsuminar
Terima kasih Bunda Dyah. Bumi Allah swt masih luas.
Januari 23, 2009 pukul 3:28 pm
kalau berkarya di mana saja bisa
tak ada laptop sendiri,
di warnet kan bisa bro…hmmm 🙂
@ mikekono
Tarif warnet bagi saya saat ini lumayan bikin kempes isi dompet, bro.
Januari 23, 2009 pukul 4:34 pm
nice posting.. pengalaman berharga yang bisa dibagikan ke siapa saja, pengalaman seperti ini banyak terjadi.. yang berbeda adalah cara menyikapinya. Tetap semangat… jadikan hutan belantara ini sebagai pijakan awal untuk meraih kesuksesan… 🙂
@ Denmasrul
Ini pengalaman yang udah jamak, mas. Betul kata Denmasrul, tergantung masing-masing individu menerimanya. Semoga saya bisa meraih kesuksesan di belantara kehidupan ini, amin.
Januari 24, 2009 pukul 2:13 am
Jadi : aku termasuk orang yang beruntung karena aku hidup secara liar… Aku pun pernah tinggal di Jakarta … way kanan… enjoy aja!
@ juliach
Terima kasih, mba juliach. Saat ini emang aku lagi enjoy.
Januari 24, 2009 pukul 4:06 am
di hutan belantara banyak makanan bebas dipetik
@ Wempi
Tapi metiknya harus pake aturan. Kalo nyolong ntar dipentungin warga hutan, hehehe…
Januari 24, 2009 pukul 5:37 am
tenang aja om. bumi Allah luas. rizki bertebaran di mana-mana, nunggu kita jemput. gelandangan gak punya rumah gak punya kerjaan gak punya siapa2 aja bisa idup apalagi kita yang masih punya Allah dan keyakinan…
@ yoan
Betul, tapi dibarengi ikhtiar dan tetap semangat.
Januari 24, 2009 pukul 6:28 am
ah, postingan macam inilah yang paling menarik buat saya. secara belakangan saya selalu resah dan gelisah lantaran banyaknya isu pemberhentian kerja dan yang sejenisnya. dua orang rekan saya juga udah diberhentiin, dan saya pun sadar bahwa posisi saya juga rawan dan tidak aman.
saya juga menggantungkan sirkulasi finansial pada perusahaan yang secara rutin menggaji saya, seolah saya menggadaikan kehidupan saya sama perusahaan. dan ketakutan ketika tempat bergantung saya sudah tidak membutuhkan saya itulah yang membuat saya selalu saja merasa khawatir.
Tuhan yang akan menolong saya ~ apapun yang terjadi pada saya. setidaknya hanya kalimah sakti itulah yang saya pegang hingga kini, untuk meredam perasaan resah dan takut. KARENA TUHAN AKAN MENOLONG SAYA, DAN SELALU BEGITU ADANYA
@ khofia
Saya pikir tidak ada yang aman, yang punya perusahaan pun akan berpikir kalo gak ada lagi kerjaan apa yang mesti dipertahankan.
Cuma kita aja yang harus bijak, pandai-pandailah mengatur keuangan selagi masih ada sumbernya. Kalau tidak ada sumbernya, maka kitalah yang harus menciptakannya. Untuk saat ini berikanlah yang terbaik untuk sumber pendapatan finansial anda. *edaaaaan…saya kok bisa bijaksana gini ngasih nasehat*
Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi percaya kepada-Nya.
Januari 24, 2009 pukul 7:05 am
Ass.Wr.Wb..mas Alris
Yg sabar mas Ya??.Sayapun pernah mengalami hal seperti ini,dan sekarang saya kembali lagi keperusahaan yang lama.:-)
Memang sulit…,andai kita mempunyai persiapan untuk menghadapi hal ini.
Jangan menyerah…karena kita pernah dibawah,dan jangan malu mengakui kalau kita pernah dibawah.
Semoga hutan itu tidak seganas yang mas kira:-).
Salam hangat dan persahabatan selalu
@ Gusti Dana
Waalaikumsalam ww,
Iya, mas. Dalam masa seperti ini dibutuhkan kesabaran, kreatifitas dan semangat untuk terus maju.
Salam hangat dan silaturahmi juga dari saya.
Januari 24, 2009 pukul 9:22 am
gudlak bro… masih ada banyak kesempatan di luar….
@ kw
Trims, bro.
@ kw
Trims, bro.
Januari 24, 2009 pukul 10:23 am
Semoga segera mendapatkan tempat lain yang lebih baik…
@ edratna
Amin. Terima kasih doa-nya bu Enny.
Januari 24, 2009 pukul 12:54 pm
Waduh tuh binatang kasihan amt mpe di lepas… (walah?!)
Salam kenal yo mas.. duriannya enak ko…
@ angga erlangga
Salam kenal juga. Mumpung lagi musim durian, banyak dijual murah di Pasar Minggu.
Januari 24, 2009 pukul 1:28 pm
Terus terang kalau saya binatang, saya akan senang ada di hutan buas….karena dengan begitu kita bisa membuktikan siapa kita dan betapa kuatnya kita…
Di-PHK bukan akhir dunia, orang yang tidak pernah jatuh itu bukan orang hebat, tapi orang hebat adalah orang yang bisa bangkit lagi setelah jatuh…
“Cokro menggilingan”..hidup ibarat roda, kadang di atas kadang di bawah. Don’t be too down when you are low, and don’t be to happy when you are up…
@ tridjoko
Kayaknya saatnya saya membuktikan ya, pak. Semoga Tuhan kasih jalan bagi saya.
Quotes-nya mengingatkan, trims Pak Tri.
Januari 24, 2009 pukul 5:26 pm
Sampai di sini langsung baca tentang PHK, tidak bisa berkomentar banyak, kerja saja belum.
Kalau keadaan kaya gini kata teman2 saya, “Semangat!!”
Mudah2an ada jalan yang lebih baik 😀
@ rafizeldi
Kalo masih kuliah capailah nilai tertinggi. Amin, doa-nya.
Januari 25, 2009 pukul 12:05 am
Salam kenal,
ngeblog pake hape aja mas,
kayak aku.bsa posting kapan aja dmana aja.
kepepet sh mas, punya laptop ga ada koneksi internetnya. he27x…
@ farcham
Hp kepunyaan saya
tercanggihberjuluk hp seribu umat, gak bisa nulis panjang2 apalagi posting.Januari 25, 2009 pukul 2:36 am
Pertama, terimakasih sudah berkenan singgah dan meninggalkan jejak di Blog saya. Kedua, dengan kondisi yang anda terima saat ini nyaris sama dgn saya hanya bedanya saya tdk perlu bekerja lagi tapi menerima “gaji buta” alias “uang pensiunan” he he he karena saya sudah dianggap cukup bekerja selama 34 tahun dan masuk usia pensiun harus mundur ! Tapi percayalah mas, roda terus berputar, suatu saat bila kita dibawah suatu saat lagi kita akan kembali ke atas, dan seterusnya ! Tetap semangat menghadapi hidup ini …. Salam !
@ Aki Gaul
Terima kasih, semangat dari Aki.
Januari 25, 2009 pukul 3:00 am
Duh, mas Alris. Ikut prihatin. Tapi gak boleh lama-lama melihat ke belakang ya.. Iya deh, saya yakin bener, mas Alris bisa mengatasinya dan insya Allah jauh lebih baik bila sudah ketemu jalannya. Amiin. Salam hangat ya mas 😀
@ Hejis
Lama-lama liat kebelakang ntar tabrakan didepan, mas. 😉 Terima kasih doa-nya
Januari 25, 2009 pukul 4:16 am
ikut prihatin mas..tapi juga bangga bahwa mas termasuk yang tahan banting dan berpikir positif…usaha lagi mas..kalo perlu apa aja dulu deh..yg penting menghasilkan sambil nunggu yang cocok dengan educational background.
@ boyin
Ok, mas. Emang ada niat usaha dulu, apa aja yang halalan thoyiban.
Januari 25, 2009 pukul 5:23 am
ke warnet mas, ke warnet 🙂 tanpa laptop, tulislah di kertas 🙂 ditunggu tulisannya 🙂
Januari 25, 2009 pukul 8:01 am
jah…
q jg gak punya laptop nih…
TT
@ anderwedz
Gak punya laptop tapi punya kompie, ya.
Januari 25, 2009 pukul 9:47 am
Ada yang bilang, hidup adalah perbuatan. Ada yang bilang, hidup adalah perjuangan. 🙂
Hidup emang penuh liku, penuh warna ya… Warna dan liku itu sering bikin hidup lebih indah…
Ditunggu postingan selanjutnya. 🙂
@ fairuzdarin
Hidup adalah tanpa kompie*saya saat ini*
Semoga dengan tulisan tangan bisa lebih maknyuss..
Januari 26, 2009 pukul 8:09 am
hahaha…ga pake laptop jg ga’ papa…
tulis aja di hp..
@ Tuyi
Hp saya
canggihbisanya cuma halo-haloJanuari 26, 2009 pukul 10:19 am
sebuah hasil yang didapat dari proses yang panjang dan perjuangan yang berat akan terasa jauh lebih nikmat daripada yang didapat dengan cara instant. Contohnya, masakan yang dibikin sendiri dengan yang dibikin orang lain akan terasa lebih nkmat walaupun aslinya rasanya gak karu-karuan (yg tentang masakan itu pengalaman pribadi hehehe)
@ yoga
Betul sekali. Sesuatu yang instan gak berkesan.
Januari 26, 2009 pukul 12:42 pm
Mas Aris.. Paling tidak mas masih punya mimpi dan asa.. Itu sebenarnya yang membuat kita tetap bersemangat. Orang seperti kita yang hanya bisa mengais rejeki dengan tenaga hanya bisa punya mimpi dan harapan. Karena kita tidak pernah diajarkan untuk sekalipun menadahkan tangan.
Salut untuk mas.. Karena masih bisa melihat dan menatap masa depan di balik permasalahan yang ada..
Salam,
OmpuNdaru
@ OmpuNdaru
Terima kasih mas OmpuNdaru. Semoga jadi penyemangat buat maju.
Januari 26, 2009 pukul 1:33 pm
yang sabar atuh ris………..
cuma negor n ada post baru tuh di blog ane…
@ rocknoida
Ok, bro…
Januari 27, 2009 pukul 2:55 am
Mampir nih pak..
Kalo mau coba bisnis ayam dan telur organik betakaroten..boleh lho. Nanti saya bantu.
Nah…yang ini binatang beneran yang ga perlu dilepas ke hutan.
Trimakasih sudah singgah di blog saya.
@ garasibu
Terima kasih Ibu Jullie. tawaran ibu sungguh suatu kejutan. Nanti saya calling ibu.
Januari 27, 2009 pukul 3:56 am
yah, gapapa lah mas, dulu juga aq posting pake laptop ayah yg juga kepunyaan kantornya, skarang dah bisa beli sndiri.
sabar deh, smoga dapet laptop baru deh.
@ konohanasakuya
Amin.
Januari 27, 2009 pukul 8:35 am
Saya juga pernah menjadi pengangguran mas. Mood sama Tuhan yang naik turun juga saya alami. Nyaris stress. Tapi pasti ada saat..Tuhan mulai membuka jalan. Seperti setitik cahaya sampai yang menyilaukan.
So, keep fighting… believe God will involve. 🙂
@ p u a k
Ok, mas. Semoga mood saya sama Tuhan baik terus.
Januari 27, 2009 pukul 3:18 pm
Sungguh mengharukan. Tapi, posting-an ini bukan untuk meratapi masa lalu, kan?
Maaf, saya tidak bisa membantu. Laptop yang saya pake juga punya kantor. Saya masih ngumpulin duit untuk beli sendiri. Hiks..hiks..hikss..
@ Ullyanov
Tidak akan meratapilah, cuma bagi-bagi cerita dan sedikit pemberitahuan, hehehe…
Januari 27, 2009 pukul 9:39 pm
mm… bro… gw gak jadi kerja yang kemaren… ada masalah berbelit ternyata.. lepas deh dua-duanya…. belum jodoh kali ya ama yang di atas… hehe
@ ichanx
Hmmm…kirain udah kembali ke alam geolog. Ok, kasih kabar kalo butuh dengan background sipil, ya.
Januari 27, 2009 pukul 11:12 pm
Salut untuk Anda atas perjuangan dan kegigihannya, percayalah, kelak anda akan sukses. dan anda akan mengenang perjuangan anda tsb sebagai sesuatu yang berharga dalam fase hidup anda.
@ joe
Amin.
Januari 28, 2009 pukul 6:14 am
keep fighting, emang tahun ini cukup berat, banyak pemecatan di mana2 ga hanya di indo.
@ Pitshu
keep fighting, too...
Januari 28, 2009 pukul 9:10 am
halooooooooooooooooo…………..
kok rameeeeeeee bangettttttttttt……….
http://www.cangkrukdisini.co.cc/
sampe capek nih………..
@ uang melimpah
Ramelah disini ada pangkalan ojeg, bus akap dan pengangguran.
Januari 28, 2009 pukul 6:15 pm
Tetap semangat. Berpikir tanang akan dapat membantu dalam menentukan pilihan atau mencari jalan keluar dari persoalan saat ini.
@ bugiakso
Ok, terima kasih, mas.
Januari 28, 2009 pukul 11:35 pm
sip lah. semangat pak! yang lalu biarlah berlalu!
@ sucikeren
Ok, tetap semangat.
Januari 29, 2009 pukul 1:27 am
walo ga da leptop,,
pake warnet ajah,,
gunakan semua g tersedia tuk berkarya,, ya ngga?
@ kahfinyster
Betul.
Februari 2, 2009 pukul 9:54 am
Gimana kalo jadi pedagang durian aja (kan bos juga?) Tuh durian yang dipajang merangsang selera banget …
@ tutinonka
Hehehe…bisa juga.
Yang dipajang bukan durian, tapi buah lei (kaltim), atau pempakin (kalteng/kalsel).
Februari 6, 2009 pukul 4:27 am
Selamat bang, lo dah jadi orang bebas. Asah kembali ‘insting predator’ lo, dan kuasailah hutan raya luas itu. Mudah2an pas jd karyawan lo sempet nabung alakadarnya, yeaa…at least biar lebih pede aja kalo acara naklukin hutan belantaranya ngga semulus yang direncanakan…
Thanks dah mampir ke blog http://www.soyjoy76.wordpress.com
@ soyjoy76
Predator? Ngeri, deh.
April 19, 2009 pukul 2:28 am
Moga sukses slalu dengan usaha – usaha abang
@ rudiansyah
Amin. Sukses juga buat Rudi.
Juli 22, 2009 pukul 7:02 am
nasib kita sama mas.
@ Mancing
Saya ikut prihatin mas. Kalo mau join memasarkan sprei, bed cover, bantal selimut dan bantal cinta bisa hubungi saya.
Salam kenal.
Juli 23, 2009 pukul 4:38 am
Slam kenal mas.. saya temannya pak ruli.. bontang
@ jual beli rumah
Salam kenal juga, mas. Situs sampeyan ciamik, lho. Wah pengen deh punya situs kayak gitu, kalo sprei saya udah laku keras 🙂 Bantu saya memasarkan sprei, bedcover dan bantal selimut di Bontang, ya.
Januari 20, 2010 pukul 2:48 am
TERIMAKASIH TAS INFORMASI DAN TULISANNYA, CUKUP BERMANFAAT BUAT BACAAN. KUNJUNGI JUGA SEMUA TENTANG PAKPAK DAN UPDATE BERITA-BERITA PAKPAK BHARAT DI GETA_PAKPAK.COM http://boeangsaoet.wordpress.com