Istilah bodong biasa dikaitkan dengan suatu barang yang tidak dilengkapi dengan surat-menyurat yang sah. Suatu barang dikatakan bodong lazimnya tidak diminati oleh pembeli yang waras. Kalaupun ada yang nekad membeli barang bodong pasti niatnya membeli barang itu untuk mengambil suatu keuntungan.
Bagaimana status seseorang yang menduduki suatu jabatan yang teramat penting di negeri ini tanpa dilengkapi landasan hukum yang sah? Apakah dia berhak menduduki dan menyandang predikat jabatannya itu? Menurut pendapat pribadi saya, yang bukan sarjana hukum, kalau orang menduduki suatu jabatan tanpa landasan hukum yang jelas, maka dia tidak sah menduduki jabatan itu. Mendapat sebutan jabatannya saja tidak berhak apalagi mengaku-ngaku sebagai sebagai pejabatnya. Kalau begitu ya, bolehlah disebut bodong, atau kalau tidak abu-abu. Tidak mungkin jabatan suatu institusi negara harus disamakan dengan dunia preman yang berlandaskan ucapan sang bos. Asal sudah keluar perintah lisan sang bos maka sianak buah resmi menyandang jabatan yang diperintahkan sang bos. Bakalan tidak ada yang berani membantah, apalagi mempertanyakan hasil fit and proper test segala. Dunia preman, coy!
Kalau untuk menduduki jabatan institusi negara tentuk tidak harus disamakan dengan organisasi preman. Tidak harus begitu bukan? Harus punya tata tertib, punya standar tertentu dan yang penting ada payung hukumnya. Kalau cuma perintah lisan, lalu seseorang bisa menduduki jabatan tertentu, bisa kacau negara. Lha, negara tidak ada aturan, pasti kacau. Nanti banyak orang mengaku-ngaku pejabat dan menduduki jabatan tertentu tanpa ada aturan main, hanya berdasarkan perintah lisan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pernyataan Yusril Ihza Mahendra, yang mempersoalkan keabsahan jabatan Hendarman Supandji sebagai jaksa agung menarik untuk disimak dan dicermati. Bagi saya pribadi ini menyangkut dengan satu kata: BODONG.
Sebagaimana diketahui Yusril Ihza Mahendra bukanlah sarjana teknik lalu memangku jabatan dibidang hukum. Diketahui orang banyak kalau dia adalah guru besar hukum tata negara. Untuk sampai ke tingkat mendapatkan predikat guru besar hukum tata negara tentu dia sudah melalui pendidikan dan memenuhi persyarat yang ditentukan oleh institusi yang memberikan gelar dia sebagai guru besar. Kalau anda tidak percaya omongan saya, tanya saja lembaga ini mengenai benar apa tidak Yusril Ihza Mahendra guru besar hukum tata negara.
Menyangkut kredibilitas jabatan yang diemban oleh Hendarman Supandji, bahkan ketua Mahkamah Konstitusi , Mahfud MD, mengakui jabatan itu memang bermasalah terkait dengan administrasi hukum. “Ada problem hukum dalam jabatan Pak Hendarman. Kalau menurut UU Kejaksaan, Jaksa Agung itu adalah jaksa karir, maka Pak Hendarman harus sudah pensiun karena usia,” kata Mahfud MD sebagaimana dimuat korat Berita Kota, 3 Juli 2010. “Menurut UU Kementerian, Jaksa Agung itu pejabat setingkat menteri, seperti Kapolri dan Panglima TNI. Memang, jabatan setingkat menteri itu tidak ada pensiun. Masalahnya kalau Hendarman Supandji, sebagai Jaksa Agung diangkat seperti menteri , harus diangkat lagi dengan SK pengangkatan dalam kabinet,” ungkap Mahfud MD. Nah, kawan, seorang Ketua Mahkamah Konstitusi saja sudah mengakui ada problem dalam jabatan yang diemban oleh Jaksa Agung sekarang.
Mahkamah Konstitusi bukanlah lembaga main-main. Lembaga ini berhak dan berwenang membatalkan hukum yang dibuat oleh lembaga legislatif lain. Sudah banyak aturan hukum berbentuk perda isinya ngawur yang dibatalkan oleh lembaga terhormat ini. Semoga nanti keputusan yang diberikan oleh Mahkamah Konstitusi terkait uji materi pasal 19 dan pasal 22 UU Kejaksaan yang diajukan Yusril Ihza Mahendra dapat memberikan pencerahan kepada kita yang buta akan mengartikan pasal itu. Sekadar diketahui, mantan Menteri Hukum dan HAM itu mengajukan uji materi pasal 19 dan 22 UU Kejaksaan dihubungkan dengan Pasal 1 dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 sebagaimana tertuang dalam Keppres 187/M tahun 2004; Kepres 31/P tahun 2007; dan Kepres 83/P tahun 2009.
Ada dasar hukumnya yang dijadikan landasan untuk mengatakan bahwa Hendarman Supandji adalah sah sebagai Jaksa Agung, sebagaimana yang sering dikatakan oleh Menteri Sekretaris Kabinet, Sudi Silalahi. Beliau mengatakan landasannya adalah UU Kementerian Negara. Saya tidak menemukan satupun kata Kejaksaan dalam UU Kementerian Negara itu. Saya yakin tidak ada kesalahan menyalin oleh Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Negara RI, Wisnu Setiawan. Saya sudah membaca undang-undang itu sebelum tulisan ini saya posting. Disini saya buatkan link undang-undang yang dimaksud, tinggal anda klik ini.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk memihak kepada Yusril Ihza Mahendra tersangkut dia ditetapkan sebagai tersangka kasus sisminbakum. Tidak ada untung atau ruginya bagi saya dia dijadikan tersangka. Dia dihukum, saya tidak rugi, dia bebas murni saya juga tidak beruntung. Begitupun dengan Hendarman Supandji, dia sah sebagai Jaksa Agung saya tidak untung, apalagi dia tidak sah sebagai Jaksa Agung saya juga tidak rugi. Tulisan ini hanya ekspresi dari olah pikir, ternyata saya bisa juga bikin tulisan walau tidak ada mood. Nunggu mood kapan jadinya tulisan, sampai datang lebaran kuda juga tidak bakalan ada tulisan baru di blog saya ini, hehehe…
Para blogger, selamat menulis. Kalau mau menulis jangan tunggu mood, menulis, ya, tulis saja. Semoga anda semua nanti bisa menghasilkan tulisan hebat seperti novelis yang saya kagumi ini, Andrea Hirata. Btw, saya belum bisa beli novel terbaru Andrea Hirata karena memang belum ada dana buat membelinya. Maklum profesi pengacara (pengangguran banyak acara) ternyata banyak mendatangkan mudarat daripada manfaatnya. Ada yang mau nyumbang novel itu? Saya tunggu dengan tangan terbuka dan hati cerah, secerah pagi ini menyambut Jakarta.
Juli 14, 2010 pukul 9:56 am
Saya juga prihatin, sudah capek2 diusahakan yang namanya fit dan proper test, tapi yang lolos ya orang2 yang ga memenuhi syarat.. negara kita memang sifat kekeluargaan dan gotong royongnya cukup tinggi, kadang2 mengalahkan disiplin dan integritas
Juli 14, 2010 pukul 3:36 pm
Bodong itu wudel yang talipusar-nya ndak mau nylingsep… 😀
Juli 14, 2010 pukul 3:36 pm
bukannya dah hal biasa urusan ‘membeli titel dan memberi titel’ yah… termasuk universitas2 dg program express dpt gelar. jadi gak heran lagi.. kasian aja hukum negara kita
Juli 14, 2010 pukul 3:39 pm
btw, yg aku tau yg bodong itu kan udel…
Juli 14, 2010 pukul 3:42 pm
Saya kira, inilah kekurangtotalan orang sekitar SBY dalam bekerja. Simak saja beberapa ketidaktelitian yang terjadi:
1. Yang dilantik menjadi Menteri Kesehatan bukan orang yang diaudisi ke Cikeas.
2. Seorang menteri tidak dilantik bersama dengan pelantikan menteri-menteri KIB II. Saya lupa menteri apa itu.
3. Anggito Abimanyu batal dilantik menjadi Wakil Menteri Keuangan karena eselonnya tidak cukup.
4. Andi Nurpatti dimasukkan ke dalam struktur kepengurusan DPP PD padahal ybs adalah komisioner KPU dan di dalam UU KPU tidak ada klausul pengunduran diri.
5. Kasus Jaksa Agung Hendarman Supanji yang tidak ada SK pengangkatannya.
Wallahu ‘alam.
@ atoksunardi
Wah, mas Atok lebih teliti dari saya. Ingatannya oke punya. Saya seperti kebanyakan penduduk negeri ini mudah jadi pelupa. 🙂
Juli 14, 2010 pukul 10:51 pm
Bodong bisa juga berarti kendaraan tanpa surat2 alias kendaraan colongan…
Juli 15, 2010 pukul 9:47 am
itulah hebat nya negeri kita..
semoga cepat lahir sudirman baru yang berjuang untuk rakyat, bukan untuk uang atau golongan atau partai nya
Juli 15, 2010 pukul 9:50 pm
saya juga belum beli tuh 😦
Juli 16, 2010 pukul 4:21 am
Semoga kebenaran terungkap jelas dan rakyat Indonesia memahaminya. Jangan sampai rakyat dibodohi terus menerus. Semoga kebenaran itu menang 🙂
Juli 16, 2010 pukul 7:28 am
keren… di negeri ini memang banyak hal-hal yang BODONG
btw, gak usah sedih jika belum punya novel barunya AH
saya juga belum punya tuh, hehehe….
salam sukses selalu…
sedj
http://sedjatee.wordpress.com
Juli 16, 2010 pukul 5:49 pm
kalo di tempat saya bodong itu sebutan buat pusar yang panjang, biasanya pada anak kecil. hiks hiks
Juli 16, 2010 pukul 5:58 pm
Wah, setau saya bodong itu istilah untuk pusar yang maju menyembul… kadang juga dipakai sebagai umpatan untuk mengatakan sesuatu yang nggak becus…
Kasus Yuzril itu… wah tadinya saya nggak gitu ngerti… baca posting ini jadi sedikit lebih ngerti deh..
Juli 16, 2010 pukul 6:14 pm
aku baca novel andrea jg dapet minjem,
masalah bodong, yah harus gmana lg, satu2nya cara paling cepat, hehe,,
tp buat orang yg idealis bodong gak kepake…
Juli 16, 2010 pukul 8:05 pm
indoensia lebih mentingin faktor x, daripada skill…. memaukan yah sob…. 😦
Juli 17, 2010 pukul 8:46 am
Salam kenal,
Terima kasih telah berkenalan hinga menuntun untuk mengajak saya membaca artikel bapak ini, sungguh luar biasa saya mendapat ilmu yang luas dari Bapak mengenai kasus MA Vs Yusril Ihza Mahendra.
Salam Persahabatan
Achir
Juli 17, 2010 pukul 7:20 pm
waduh, kirain mau bahas udel bodong…. ternyata masalah hukum ya… asyik bisa buat modal debat sama teman2 😀 😀
terimakasih
Juli 17, 2010 pukul 7:41 pm
pusing masalah ini… yg jelas gw gak respek ama semuanya, baik yusril maupun hendarman plus jaksa2 pengikutnya 😀
Juli 18, 2010 pukul 8:00 pm
gak iQt2 an . .
kalau politik . ..
Juli 20, 2010 pukul 12:03 am
utk kategori bkn org hukum, tulisan ttg hukum ini trmsk bgs lowh, mas…
keep writing ya! 😀
Juli 20, 2010 pukul 3:02 pm
Hai Alris… Terima kasih atas sharingnya tentang Bodong.
Seandainya Pak Yusril tahu.. mungkin ia akan tersenyum dan bangga atas tulisan anda.
Mengenai novel Andrea Hirata, kalo blom sempet beli, bisa pinjem aja ama yang udah beli… heheh..
Kisah dwilogi Padang Bulan menurut saya lebih cocok diberi judul Detektif M.Noer, karena dialah kata kunci dwilogi pertama.
dan Cinta Dalam gelas yang lebih cocok dikasih Judul Maryamah Karpov.
Salam dari saya…
Juli 20, 2010 pukul 3:39 pm
salam kenal kembali 🙂
Juli 21, 2010 pukul 1:34 am
Mau komentar, topiknya beraaat…bro…
Kali ini ninggalin jejak aja dah … 😆
Juli 21, 2010 pukul 9:17 am
Emang sekarang ini banyak yang bodong… selain yang gak bodong tentunya… Bagus artikelnya… memang bukan bermaksud mendukung salalh satu tetapi lebih kepada membuka wawasan untuk sedikit menegerti hukum dan UU.
Juli 22, 2010 pukul 11:43 am
alris salam kenal ya dari saya
Juli 23, 2010 pukul 1:42 pm
selaen udel dan plat mobil,
ternyata ada juga ya jabatan bodong
hmm….untuk kasus kali Yusril yang ini, aku tidak mengikuti
kurang menarik menurutku
Juli 23, 2010 pukul 4:15 pm
Indah kembali menyapa setelah lama tidak berkunjung.
Indah hanya memahami petikan tulisan paling bawah sahaja. Sungguh beruntung kalau dapat membaca novel Andrea Hirata. Saya memasang cita untuk membaca buku terbarunya Padang Bulan. Terima kasih atas kata-kata semangat untuk menulis. Insya Allah, Indah akan terus berusaha menulis untuk kebaikan. Salam dari Indahkasihku.
Juli 24, 2010 pukul 10:07 am
bodong, politik, novel..hmmmm, sebuah ramuan yg kerap menghiasi negri ini… Kadang seru, kadang lucu, tapi juga kadang menyebalkan…hehe
saya suka gaya tulisan ini, serba aneka dan enak dibacanya..
salam hangat dan damai selalu…
Juli 24, 2010 pukul 6:55 pm
dulu saya sering beli motor bodong.. hehe
Juli 24, 2010 pukul 6:56 pm
jadi ada pejabat bodong…???
Juli 24, 2010 pukul 6:57 pm
emang di negara kita banyak status bodong…
Juli 25, 2010 pukul 2:35 pm
bodong bukannya bodong (pusat) yang di perut yah? 🙂
salam kenal
Juli 26, 2010 pukul 11:41 am
hahaha….salut
ga mood tp msh bisa menulis, memberi ulasan yg begitu detil
gimana kl pas lg mood menulis ya?? waah…hasilnya psti jauh lbh okey deh 🙂
Juli 27, 2010 pukul 12:17 pm
Hahahaha… menarik nih. Ternyata bodong nggak identik ama udel doank ya…hahahah.
Juli 28, 2010 pukul 12:52 pm
Bodong itu hernia umbilikalis
Juli 30, 2010 pukul 8:36 pm
di negera indonesia banyak yg suka sm bodong2an
Agustus 1, 2010 pukul 3:04 pm
kalau pundi2 bodong katanya ada baru2 ini , diperiksa kagak mau .
weleh welwh.
Agustus 4, 2010 pukul 12:48 pm
klo saya mah cuman punya 1 bodong mas, yaitu udel bodong aja… he he he
ngomong ngomong, kalo butuh info tentang rute angkutan di indonesia, silahkan kunjungi Rute Transportasi Angkutan Umum di Indonesia. sukur sukur klo di tongkongin ke daftar blogroll nya… he he he …
Agustus 7, 2010 pukul 11:39 pm
Salam dari Malaysia.
baru saya faham apa maknanya bodong itu.
Terimakasih ya.
Agustus 8, 2010 pukul 7:57 am
yahh,,,setidaknya seseorang bila diberi suatu jabatan dia harus melaksanakan amanah itu sebaik-baik mungkin…
Sukses selalu ya kawan!
Agustus 8, 2010 pukul 4:48 pm
bodong!!
asing didengar. 😀
Agustus 10, 2010 pukul 4:12 pm
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 🙂
Maafin dyka ya
Salam *sungkem 10 jari*]
🙂
Agustus 14, 2010 pukul 9:51 pm
aduh…no comment dulu deh…, semoga kita tidak termasuk orang yang ‘bodong’ juga ya. amin.
🙂
Agustus 17, 2010 pukul 2:42 pm
by jabon
saya kembali lagi …
Agustus 27, 2010 pukul 3:43 pm
update terbaru mana om
@ mas thok,
Sabar, ya. Sebentar lagi naik cetak, eh salah, maksudnya segera di posting.
September 5, 2010 pukul 12:00 pm
Numpang lewat, mampir dulu nih…
Salam kenal Mas
September 5, 2010 pukul 11:13 pm
Sori mas bro…. Kemaren Blog saya lagi dalam masa perbaikan…
Lama gak berekunjung mas…, makasih juga masukanya…
sekarang udah oke…
sekali lagi makasih mas atas pemberitahuanya….
September 6, 2010 pukul 5:37 am
Karena saya bukan ahli hukum, biarlah masalah keabsahan jaksa agung itu diselesaikan oleh para ahlinya. Saya cuma berfikir, kenapa ya Yusril baru menggugatnya ketika dia sendiri yang kena masalah? Kenapa tidak sejak sebelumnya? Jadi kelihatan ada interest pribadi soalnya … 🙂
September 6, 2010 pukul 11:57 am
udah ilang sendiri kasus Yusril sama Hendarman… 🙄
September 7, 2010 pukul 11:16 am
Tidak terasa bULAN rAMADhan yang penuh berkah hampir berlalu.Semoga dengan hati yang bersih kita dapat menyambut hari yang fitri dengan jiwa yang riang.
Minal Aidhin Wal Faidzin
“MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN”
September 8, 2010 pukul 4:38 am
kenapa Yusril baru ‘bunyi’ sekarang bang?
September 8, 2010 pukul 7:30 am
memang sulit jadi pejabat tinggi yah. hehe
BTW, siapa sih calon Pak Hendarman menurut Anda?
September 8, 2010 pukul 10:05 am
Ya dunia Mafia itu….
apa kata boss dech!
September 8, 2010 pukul 3:04 pm
Salam saudara Alris
Indah ingin mengucapkan Selamat Hari Raya dan maafin Indah jika ada silap salah selama ini. Semoga bergembira di hari lebaran.
Maaf zahir bathin
minai aidin wal faizin
Salam keindahan syawal dari Indahkasihku.
@ indahkasihku
Mari saling memaafkan, sdr/i Indah
September 8, 2010 pukul 7:59 pm
nice share sob . .
menyambut idul fitri . .
Minal Aidin Walfaizin . .
Mohon maaf lahir dan batin . .
@ Syahroyni
Sama2 bro, maaf lahir dan batin.
September 9, 2010 pukul 2:52 am
NURHAYADI
BESERTA STAFF KABINET ZIZZAHAZ BERSATU
MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITHRI 1431 H
TAQABALALLAHU MINNA WA MINKUM.
September 15, 2010 pukul 4:31 am
tentang udel ya… mohon maaf lahir batin
September 20, 2010 pukul 2:34 am
bener ya lama banget blognya nggak diupdate
September 23, 2010 pukul 5:54 pm
saya kira, bang Yusril tahu resikonya lah.
Oktober 19, 2010 pukul 6:56 pm
aya aya wae negeri ini…penuh kejutan dan penuh kejaiban para pejabat nya….gimana mau makmur…mimpi kali yeee
Oktober 27, 2010 pukul 4:26 pm
Nice Article, inspiring. Aku juga suka nulis artikel bidang Bisnis dan Kesehatan di blogku : http://www.indonetwork.co.id/ptmsinet, silahkan kunjungi, mudah-mudahan bermanfaat. thx
September 21, 2011 pukul 1:45 pm
nice post…
always success..:)
Oktober 3, 2011 pukul 3:51 pm
🙂
Oktober 7, 2011 pukul 3:09 pm
sungguh terlalu bagiku
Februari 19, 2012 pukul 9:18 pm
Ane kira cuma pusr yang bodong Gan.salam kenal gan 🙂
Juni 13, 2012 pukul 12:29 pm
wah bodong dong gan…
Desember 18, 2014 pukul 12:28 pm
jual rumah jawa limasan, joglo dan rumah kampung