Disinilah aku sekarang, di pedalaman Ketapang. Sebuah kabupaten yang termasuk ke dalam wilayah Propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten ini juga beribukota sama dengan nama kabupatennya, yaitu Ketapang.
Mengapa aku bisa sampai di Ketapang? Apakah aku dipindahkan tukang sulap, ilusionis, mentalis, hipnotis dan sejenisnya itu sehingga bisa berada di Ketapang? Atau ketika bermimpi aku berjalan bisa melewati segala rintangan, berjalan diatas air, bisa terbang juga, tahu-tahu sampai di Ketapang? Kawan, semua itu tidak terjadi atas diriku. Kalau ilusionis, mentalis, hipnotis, tukang sulap dan sejenisnya itu bisa memindahkan orang antar pulau secara massal pemerintah tidak perlu pusing memikirkan segala macam moda transportasi massal yang terjangkau oleh daya beli rakyat. Pemerintah cukup mengadakan tukang sulap dan konco-konconya sebanyak-banyaknya. Hanya diperlukan usaha menyekolahkan rakyat untuk dibentuk jadi tenaga handal untuk jadi ilusionis, mentalis, hipnotis, tukang sulap yang nantinya bertugas sebagai alat mobilitas yang murah dan efektif. Bisa dipastikan biaya untuk menyekolahkan tukang sulap dan sejenisnya itu jauh lebih murah daripada biaya pembangunan infrastruktur transportasi. Tapi syukurlah pemindahan orang dan benda lainnya oleh seorang tukang sulap dan kaum sejenisnya hanya terjadi di acara televisi yang ditayangkan malam hari.
Ikhwal keberadaanku bisa sampai di Ketapang jelas melalui alat transportasi, tidak bisa bim salabim, abra kadabra, lalu secepat kilat -kilat yang mendahului datangnya petir itu- dalam hitungan detik diriku mencelat terbang melayang secara ajaib tanpa dilihat mata manusia dan tiba-tiba sampai di Ketapang. Tidak sesederhana dan semudah itu. Ada proses yang aku lalui secara kasat mata.
Kemiskinan sering membawa orang kepada hal-hal yang tidak baik. Itu sudah sering dikatakan para pensyarah agama. Para penganjur kebaikan yang tanpa mematok tarif itu, -semoga saja tetap begitu adanya- menganjurkan supaya memerangi kemiskinan dengan usaha yang sungguh-sungguh. Kalau pemerintah jangan ditanya lagi, memanglah tugas pemerintah menghilangkan rakyat yang miskin. Eh, salah omong, maksudku pemerintah berkewajiban mengentaskan kemiskinan dari rakyatnya. Terkadang sering kemiskinanlah yang terlebih dahulu melenyapkan rakyat tidak berpunya dari muka bumi daripada usaha pemerintah. Misal, seorang penduduk meninggal dunia terkena sakit malaria karena tidak terobati. Dia tidak sanggup beli pil kina yang murah, murah versi yang punya uang tentu saja, tersebab kemiskinannya.
Kadang aku bertanya, biarlah itu jadi pertanyaan konyol, benarkah pemerintah berusaha melenyapkan kemiskinan? Sekian bulan menganggur tidak ada satupun pegawai pemerintah yang menemuiku untuk sekedar bertanya mengapa aku menganggur. Bahkan Pak RTpun, kalau Beliau itu masih dianggap sebagai kepanjangan tangan pemerintah, tidak sudi menanyakan statusku apakah masih berstatus pegawai swasta sebagaimana aku dulu mengisi formulir untuk membuat KTP dan pada baris pekerjaan kuisi dengan kata pegawai swasta. Aku, orang udik ditengah kota, merasa dicuekin. Diabaikan kadang terasa sangat menyedihkan. Apalagi, ada aparat pemerintah, yang menawarkan solusi atas persoalan pengangguran yang saya hadapi. Tidak ada itu, kawan! Dari situasi seperti itu aku suka mengambil kesimpulan dini dan mungkin saja tidak benar, -suka-suka yang menilailah-, pemerintah memang tidak ada urusan dengan aku sebagai pengangguran. Beda kalau aku ini pengusaha atau menduduki jabatan puncak suatu perusahaan bonafid pasti ada perhatian pemerintah kepadaku. Lha, iya, pasti ada perhatian minimal tersangkut pajak yang harus kusetor kepada pemerintah. Aku adalah penduduk negeri, rakyat yang jadi pengangguran. Dan rupanya pemerintah tidak peduli denganku. Karena aku adalah adalah rakyat, maka pemerintah tidak peduli dengan aku tersebab pengangguran. Amboi..! Sungguh suatu konklusi yang prematur hasil olahan pemikiran yang dangkal tanpa data valid, hanya berdasar rasa putus asa seseorang tanpa pekerjaan. Kesimpulan ngawur ini tidak dianjurkan untuk diikuti.
Daripada meratapi kegelapan, nyalakanlah lilin untuk menerangi kegelapan itu. Demikianlah nasihat bijak yang sering kubaca di buku-buku motivasi dan self help. Aku mengartikannya daripada menyalahkan pihak lain, -pihak pertama yang pasti disalahkan oleh para penganggur pasti pemerintah- lebih baik berbuat untuk memecahkan masalah diri sendiri. Mengharapkan orang lain untuk memecahkan masalah diri sendiri adalah perbuatan langka yang jarang ditemui dijaman nafsi-nafsi ini. Orang lain sudah sibuk guna menyelesaikan problemnya sendiri, sehingga tidak punya waktu untuk menyelesaikan masalah orang lain. Tapi, kawan, untuk membuat masalah kita selesai memang melalui orang lain atas usaha kita sendiri. Tuhan pun akan membantu menyelesaikan masalah kita melalui perantara orang lain. Dan pertolongan Tuhan datang melalui silaturahmi. Artinya punya hubungan baik dengan sesama. Maka berderinglah teleponku disuatu hari.
“Halo..halo…,” suara seseorang dari seberang sana, suara yang sudah kukenal.
“Halooo…,” aku jawab dengan huruf O dibunyikan panjang untuk meyakinkan kalau dia mendengar suaraku.
“Gimana kabar, bos.”
“Baik, juragan.” jawabku
“Ngerjain proyek dimana sekarang?”
“Sudah hampir dua bulan ini nganggur,” aku menjawab dengan penekanan pada kata nganggur.
“Mau gak kerja di Kalimantan?”
“Asal cocok, kenapa tidak?”
“Saudara saya lagi cari Pelaksana untuk proyek infrastruktur kebun sawit di Ketapang.”
“Boleh, boleh… Aku minta nomor teleponnya, ya. Aku akan hubungi langsung saudara Pak Warno itu. Nanti kutanyakan bagaimana prosedurnya kepada dia,” kataku bersemangat macam anak kerbau yang baru ketemu induknya setelah disapih tiga hari. Gembira bukan kepalang.
“Namanya Mukhlas, ini nomor hpnya. Catat ya, nomornya: nol delapan satu dua, satu nol tiga enam, lima nol….(edited).”
“Ok, sudah kucatat. Suwun, yo. Kuhubungi dia secepatnya, abis ini aku SMS dulu dia untuk perkenalan.”
“Iya, semoga sukses,” kata teman saya itu. Setelah sedikit bercerita ngalor-ngidul kami mengakhiri percakapan itu dengan sebuah ucapan salam keselamatan cara agama yang saya yakini.
Usai pembicaraan pertelepon yang membahagiakan itu, aku berkirim SMS kepada saudara Mukhlas, isinya mengenalkan diri dan menanyakan kebenaran informasi dari saudara sepupunya. Hpku kembali berdering, dilayar kubaca nama Mukhlas.
“Halo, halo, ini mas Alris, ya?” suara Mukhlas dari seberang sana.
“Ya, saya sendiri.”
Rupanya Mukhlas sudah mendapat sedikit informasi mengenai pengalaman kerjaku dari saudara sepupunya. Juga profil tentang aku sudah diceritakan seperlunya oleh saudara sepupunya itu.
“Gimana, emang minat mau kerja di Kalimantan?”
“Kalau cocok kenapa tidak?” jawabku
“Saya butuh Pelaksana dan dua orang Logistik proyek. Kalau mas Alris minat, bikin surat lamaran lengkap antar langsung ke PT….(edited) alamatnya di Jl. Hayam Wuruk no….(edited), Harmoni, Jakarta.”
“Oke, mas. Aku bikin lamaran lengkap itu. Nanti hari rabu kuantar ke alamat yang disebutkan tadi. Terima kasih, lho, sudah kasih info ke aku.”
“Nanti kalau ada yang tanya, bilang rekomendasi dari Mukhlas, Site Manajer yang di Ketapang. Kalau bisa ketemu Pak…(edited) sekalian. Itu direktur operasionalnya,” Mukhlas menjelaskan.
“Ok, mas, siap,” jawabku. Kegembiraan terpancar di wajahku secerah sinar matahari menjelang sore Jakarta saat itu.
Setelah berbasa-basi dan saling mengucapkan sukses, pembicaraan indah itu aku akhiri dengan ucapan salam khas yang berlaku umum versi agama yang aku anut.
Esoknya aku menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan untuk sebuah lamaran pekerjaan. Membuat surat lamaran kerja; curriculum vitae bin riwayat hidup; memfotokopi ijazah, surat pengalaman kerja, KTP, SIM C; membuat pas foto ukuran 4×6 cm. Bahkan NPWP pun saya buatkan hardcopy-nya,-rasanya tidak afdhol hidup kalau berdiam di negeri gemah ripah loh jinawi tidak punya NPWP, bayar pajak itu lain persoalan. Setelah semua syarat untuk sebuah lamaran pekerjaan lengkap, seluruh berkas itu kumasukkan ke amplop berwarna coklat yang bertali diujungnya. Besok hari akan saya antarkan lamaran itu ke perusahaan kontraktor yang diinformasikan oleh sdr. Mukhlas.
Rabu, 7 Juni 2010, -Kawan, aku ingat persis tanggalnya- hari itu sekitar jam sembilan pagi dengan keyakinan tinggi dan rasa optimis meluap aku berangkat dari tempat kumenginap di Depok. Dengan konsentrasi terpusat pada jalan raya yang dilalui aku melaju pakai sepeda motor buatan Jepang menuju kantor perusahaan kontraktor yang akan kulamar itu. Dibutuhkan waktu dua jam dari Depok sampai ke daerah Harmoni, Jakarta dimana lokasi perusahaan itu berada. Setelah menemui pegawai front office, menyampaikan maksud kedatanganku, aku disuruh oleh pegawai itu menghadap Bapak J yang berada di lantai dua kantor itu. Aku naik ke lantai dua, masuk ruangan Bapak J langsung diterima yang bersangkutan. Aku serahkan berkas surat lamaran. Dibaca Beliau, lalu:
“Sudah lama kenal sama Mukhlas?”
“Baru, Pak,” kataku.
“Saudara sepupunya temanan sama aku, kami pernah bekerja dalam satu proyek yang sama,” aku menambahkan. Setelah sedikit bicara pengenalan diriku, Bapak J memberitahukan, bahwa wawancara berikutnya seminggu lagi, masalah teknis, akan dilakukan oleh Bapak A. Aih.., kata wawancara selalu bikin aku dagdigdug. Basa-basi ala kadarnya, lalu aku mohon diri dari ruangan Bapak J dan segera pulang.
Seminggu kemudian aku kembali menyambangi kantor perusahaan, bertemu dengan Bapak A. Setelah berkenalan, Bapak A membaca cvku dan mulai bertanya atas pengalaman kerja yang tertulis di cv itu. Aku memberikan penjelasan singkat, tidak bertele-tele, jelas dan langsung kepada apa yang dimaksud oleh yang tertulis dalam cv itu. Beliau cukup puas mendengar penjelasanku. Atau mungkin dia punya waktu pendek sehingga sengaja menunjukkan raut muka puas, mana taulah awak!
Bapak A berkata, “Semua penjelasan tadi perlu pembuktian dilapangan. Bisa saja cv dibuat sebagus mungkin, tapi kalau tak cakap dalam bekerja? Manalah laku.” Aku mengamini sabda Beliau dengan takzim. Lalu Bapak A memberikan tantangan untuk berangkat ke lapangan dalam waktu dekat. Lapangan adalah penamaan lain dari proyek yang sedang dikerjakan biasanya berada jauh dari kantor. Aku terima tantangan itu dengan syarat hari raya lebaran idul fitri aku dipulangkan ke Jakarta transportasi ditanggung perusahaan. Lalu aku minta dievaluasi setelah lebaran. Kalau kinerjaku memuaskan perusahaan, silahkan dikirim lagi ke proyek. Jika performace aku tidak memberikan kontribusi positif buat perusahaan kontrak kerja antara aku dan perusahaan tidak usah dilanjutkan. Beliau setuju dengan permintaanku itu. Aku kembali disuruh menghadap Bapak J tiga hari setelah wawancara itu.
Sesuai dengan yang dijanjikan Bapak A supaya menghadap lagi ke Bapak J, maka tiga hari kemudian aku bertemu lagi dengan Bapak J. Pembicaraan dengan Bapak J berlangsung tidak terlalu lama, sekitar setengah jam. Beliau cuma menjelaskan hak yang saya terima sebagai karyawan, contact person, jalur komunikasi dalam proyek dan kapan aku diberangkatkan ke lokasi proyek di Kalimantan. Pada saat itu aku minta draft kontrak kerja dengan perusahaan. Setelah item-item kontrak disetujui, pada saat itu juga kontrak kerja langsung aku tandatangani. Tiga hari setelah penandatangan kontrak kerja, aku diberangkatkan ke lokasi proyek yang berada, nun jauh, di pedalaman Ketapang, Kalimantan Barat. Kenapa nun jauh? Dusun terdekat dari proyek, yaitu dusun masyarakat Dayak setempat, berjarak 10 kilometer. Kalau mau ke ibukota kabupaten, Ketapang, maka harus berkendara motor selama lebih kurang delapan jam, -kalau cuaca baik- dengan sekali menyeberangi sungai dengan perahu klotok. Angkutan umum hanya ada dalam mimpi. Bahwa mimpimu akan jadi kenyataan, yaitu ada jalan negara dengan perkerasan yang memadai, tunggulah waktu 10 atau lima belas tahun lagi. Itupun Anda belum keburu dipanggil ke alam lain oleh Sang Khalik. Proyeknya berada di tengah kebun sawit milik salah satu konglomerat negeri ini.
Dimulailah pengabdian, penghambaan diri tepatnya, untuk orang lain jilid berikutnya dalam hidupku. Inilah keadaan benci tapi butuh.
Tulisan ini ada copy paste-nya disini.
catatan lebay:
Atas kebaikan Site Manajer Proyek aku bisa mengetik dan posting tulisan ini. Terima kasih IndosatM2.
Aku posting tulisan ini dengan diiringi lagu Nikita by Elton John. Ingatanku melayang ke anak-anakku, airmataku meleleh. Cengengkah..?
September 30, 2010 pukul 4:10 pm
Wah ketapang jadi ingat kawan disana, ketapang jadi kerampang
Oktober 1, 2010 pukul 5:57 am
Semoga sukses dunia akhirat mas, semoga pilihan hidupnya berkah
Oktober 1, 2010 pukul 3:57 pm
teman saya juga terdampar di ketapang. dan cerita2 nya juga mirip ama cerita di atas. bener2 kasian saya ngliat dia..
tapi..apapun yang harus dijalani, harus dinikmati.mungkin ini jalan buat dapetin pahala dengan jalan ikhlas. semoga bisa memajukan ketapang, . . . 😀
Oktober 1, 2010 pukul 10:12 pm
Sabar dan tawakal, insya Allah akan membuahkan hasil yang kita harapkan.
Oktober 1, 2010 pukul 10:23 pm
kemana aja ris? saya juga lama ngga kesini sih
Oktober 2, 2010 pukul 6:54 am
semua demi penghidupan yg lebih baik….mau diapalagi …terpaksa menghamba dulu…. 😀
Oktober 3, 2010 pukul 3:10 am
sedih juga ya kalo keadaannya begini …
apalagi harus mencari nafkah jauh dari keluarga dan di tempat yang begitu asing …
sabar, kak … Tuhan selal puny arencana baik untuk makhluk-Nya …
Oktober 3, 2010 pukul 12:48 pm
Tetap semangat
Semoga sukses!
Oktober 3, 2010 pukul 9:57 pm
dimanapun kaki berpijak, disitu langit dijunjung ^^
*dah bener gak ya, redaksi kata2nya?
Oktober 4, 2010 pukul 6:28 pm
semoga pekerjaan ini diridhoi Allah selalu ya, mas.
sukses selalu untuk, mas:)
Oktober 6, 2010 pukul 12:57 am
semangat aja. sukses. yang penting niat awalmu apa. kejar dong 😀 raih. reach reach. up up! hahahaa.
Oktober 6, 2010 pukul 8:05 pm
It’s the very thing i want to catch. Thanks!,.
Oktober 9, 2010 pukul 8:55 am
meniti kehidupan menjalani berat tapi itu pembelajaran yang membuat kita menghargai orang tua kita,bagaimana mereka juga pernah menjalani hidup ini dengan tabah. salam hangat buat keluarga ya mas .
Oktober 10, 2010 pukul 2:41 pm
selamat bertugas bang
Oktober 10, 2010 pukul 4:03 pm
semoga sukses dan tetap semangat brother….salam kenal
Oktober 10, 2010 pukul 6:48 pm
berkunjuuung 😀
asal jgn terdampar di gurun pasir aja 😀
Oktober 12, 2010 pukul 3:11 pm
Nice Article, inspiring. Aku juga suka nulis artikel bidang bisnis di blogku : http://www.TahitianNoniAsia.net, silahkan kunjungi, mudah-mudahan bermanfaat. thx
Oktober 13, 2010 pukul 3:40 pm
This is the wonderful thing i spend long time to find
it.
Oktober 14, 2010 pukul 3:53 pm
It’s the very thing i want to catch. Thanks!
Oktober 15, 2010 pukul 3:50 am
semoga sukses dan dimudahkan ya urusannya
Oktober 15, 2010 pukul 12:12 pm
tetap semangat meskipun bekerja di tempat yang jauh di sana
Oktober 20, 2010 pukul 6:50 pm
Dinikmati saja bro.. In the name of experience, sapa lah tau nanti pengalaman itu berguna untuk jenjang karir berikutnya.
Keep fighting ya!
Oktober 26, 2010 pukul 9:13 am
semangaaat!!! semoga bisa segera berkumpul dengan anak2 di rumah.. 🙂
Oktober 28, 2010 pukul 10:43 pm
tetap semangat ya kawan……………!!!!
November 2, 2010 pukul 12:01 am
Ini namanya perjuangan hidup sob.. selamat berjuang ya
November 2, 2010 pukul 12:12 am
Lama2 juga terbiasa .. asal jangan terdampar di kutub utara aja hehe
November 22, 2010 pukul 6:46 pm
iya mas semua juga butuh adaptasi toh ?
Desember 1, 2010 pukul 7:36 am
jadi ikut sedih…pas bilang kangen anak-anak…
semangat pak!
insya allah ada berkah untuk pengorbanan dan ibadah bekerja 🙂
amin
Desember 2, 2010 pukul 12:41 am
wah… selamat dapet kerjaan baru uda alris… semoga betah, dan jadi pilihan yang terbaik yaaa
Desember 8, 2010 pukul 12:11 pm
semoga sukses yaaa
Desember 9, 2010 pukul 9:27 pm
jauh sekali memang, 2 kali naik pesawat kalo dari jakarta. saya pernah ke sana, dan jatuh cinta pada udangnya yang gede gede.
salamat berjuang di sana kawan, alhamdulillah rejekinya di sana. semoga bisa enjoy
Desember 11, 2010 pukul 3:30 pm
met bertugas ya
Desember 15, 2010 pukul 1:24 pm
Sudah suratan, da. Jalani saja dengan optimis 🙂
Desember 19, 2010 pukul 10:35 am
selamat bertugas ya mas, semoga sukses dunia khirat
Desember 26, 2010 pukul 10:18 am
keadaan benci tapi butuh .. hehehe 😀
Januari 7, 2011 pukul 7:53 am
ckckck … masih terdampar th ???
lama bgt, hayooo semangat, tulis semua kisah kerja mu biar ku baca,,,
salam 😀
Januari 11, 2011 pukul 10:54 pm
selamat bertugas… 😀
Januari 12, 2011 pukul 6:07 am
Berjuang mas
nangis bukan berarti cengeng
Januari 12, 2011 pukul 1:18 pm
Ingin sekali bermain ke daratan Kalimantan. Itu yang sayah rindukan (sebenarnya ingin berkelana ke luar Pulau Jawa). Mungkinkah?
Januari 13, 2011 pukul 12:35 am
Salam kenal
Januari 13, 2011 pukul 9:42 am
Itulah kehidupan mas, tanpa kita rencanakan karena ALLAH azawajala yang punya rencana.
Januari 13, 2011 pukul 9:44 am
Semoga tetap semangat, kalau sudah beradaptasi akan terbiasa juga
Januari 13, 2011 pukul 11:31 pm
semoga kuat menghadapi semua cobaan, dan selalu sukses menjalani pekerjaan ya mas! salam kenal. 🙂
Januari 15, 2011 pukul 3:28 pm
bisa aja aku mahu ke sana.
Januari 24, 2011 pukul 8:46 am
Ketapang masih Indonesia juga,, masih negeri tercinta ini,
so tetap semangat meraih mimpinya, anda yakin semua bisa 🙂
Januari 30, 2011 pukul 9:35 pm
wah.. panjang ceritanya.. blm sempet baca sampe abis nih. hehe
Januari 31, 2011 pukul 8:50 am
Tetep semangat dan harus kuat 🙂
Januari 31, 2011 pukul 11:12 pm
Banyak kata bijak yang bisa jadi ditulis di sini untuk melipur hati yang nelangsa, mencari nafkah untuk keluarga tapi harus berjauhan dari mereka hiksss…
tapi mari kita coba syukuri, jika sekarang sampeyan sudah sampai di Ketapang berarti itulah yang terbaik dari Yang Maha Kaya, di sanalah Dia ijinkanmu menjemput rejeki dariNya.
ketimbang di ibukota juga susah, malah bikin anak istri makan senin kemis? Sing ikhlas ya mas, sing sabar, tetap semangat, tetap berbagi lewat blog ini.
salam kenal!
Februari 2, 2011 pukul 6:47 am
Selamat ya dah kerja di situ semoga tetap betah dan mesyukuri apa yang didapat, jangan lupa ya kalo pesen kue ke http://kawanlama95.wordpress.com/2011/02/01/cara-membuat-brownies-coklat/
Februari 2, 2011 pukul 7:33 am
Haru berani untuk memutuskan, ketika sudah memutuskan, harus berani untuk menanggung resikonya…
Pertimbangan paling penting adalah masalah keluarga .. kalau single saya yakin Mas Alris sudah hantam saja ya nggak.. Jadi, banyak2 beribadah dan kuatkan hati dan berikan yang terbaik. Jika suatu waktu tiba2 rasanya mau pulang dan pindah dari jenis pekerjaan ini, Do It! Jika masih enjoy, enjoy it!
Semoga sukses!
Februari 2, 2011 pukul 11:51 am
semangat terus. jalani aja. jangan lupa berdoa. pasti sukses.
Februari 5, 2011 pukul 2:20 am
niy kisah ditulis waktu ngantor kah…
Februari 6, 2011 pukul 2:57 pm
Heiiii Pak Alris, Bapak dapat award dari saya nich http://ladeva.wordpress.com/2011/02/06/award-pertama-saya/
Cek ya 🙂
Februari 6, 2011 pukul 10:44 pm
hmmmm aku juga pernah tuh terdampar tp di kasur…piss….salam knal
Februari 7, 2011 pukul 7:05 am
perjalanan yang panjang ya…. bagus ceritanya…
Februari 7, 2011 pukul 8:08 am
thanks bro dah berkunjung di blog ane, masalah terdampar ga sah resah pun tak perlu gelisah, selama masih bisa online plus blogging enjoy aja….
Februari 8, 2011 pukul 2:51 pm
Kok nyasar sampai sana, 7 thn lalu masih serem daerahnya, magic nya bo’ kata org, katanya tempat tongkrongan mafia kayu….ga tau skrg….
Februari 9, 2011 pukul 1:55 pm
Subhanallah, demi anak-istri bekerja jauh di seberang lautan, semoga berkah ya Mas. Allah melindungi mereka, insya’Allah. Jangan lupa do’a setelah sholat 🙂
Saya pernah juga ke Kalbar tapi cuma semingguan, pengalaman yang tak terlupakan masuk ke pedalaman Borneo. Sukses, Mas. Btw, gak sempat update blog ya, sudah lama banget. Jangan-jangan sudah pulang dari sana 😀
Februari 10, 2011 pukul 11:13 pm
semoga segera bisa berkumpul dengan orang2 yg disayanginya ya 🙂 semangaaaat 🙂
Februari 14, 2011 pukul 12:32 am
di kalimatan ada ketapang juga ya? kiraen di jatim aja.. 😀
Februari 14, 2011 pukul 2:45 pm
Hidup memang sarat makna dan penuh perjuangan kawan.. gutlak..
Februari 15, 2011 pukul 8:09 am
Perjalanan yang seru…..ini yang dinamakan perjuangan! Selalu semangat!
Kebetulan ada sepupu yang kerja di daerah sana yang sering cerita kek gini…jadi bisa membayangkan…..
Selalu semangat dan Semoga benci jadi cinta 🙂
Februari 16, 2011 pukul 9:26 am
Wah menemukan lagi guru kebijakan.
salam kenal,
newbie blogger
Februari 16, 2011 pukul 7:54 pm
Teringat pulak Jai pada kenangan zaman sekolah. Masa tu Jai ada tubuhkan satu kumpulan motor yang diberi nama ‘KRT – Ketapang Racing Team’…
Februari 16, 2011 pukul 9:28 pm
salam kenal..
kunjungan balas disini..=)
Februari 17, 2011 pukul 2:19 pm
trimakasi info na sobat,,, nice post
Februari 18, 2011 pukul 11:31 am
kata orang : hidup itu mudah, jalani saja dan jangan lihat ke belakang..
tapi lagilagi itu cuma katakata. kita sendiri yang ngasi kekuatan ke katakata itu. selamat berjuang bung. yakinlah semua akan dibalasNya. ingatlah, semua orang juga berjuang. banyak juga yang gagal.
Februari 20, 2011 pukul 9:50 pm
enak yah kerja di sawit..?
santai saja bos, aku juga terdampar di bartim ngurusin batu bara…
heheh
Februari 21, 2011 pukul 3:12 pm
Terharu membaca perjuangan Pak Alris, semoga sukses dengan pekerjaannya dan mendapat rezki yang barokah.
Februari 22, 2011 pukul 7:52 am
@ Pak Rinaldi,
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga doanya dikabulkan, Amin.
Februari 22, 2011 pukul 2:50 pm
begitulah nasib hidup diperantauan mas .. tetap semangat !! hidup itu perjuangan tanpa henti-henti .. berjihad demi menafkahi anak & istri, sukses mas. 🙂
btw, makasih dah mampir ke blog saya.
Februari 22, 2011 pukul 3:32 pm
Semangat berkerja ya, demi masa depan yang cerah 🙂
Februari 23, 2011 pukul 9:04 am
Hello ketapang!!
🙂
nice words ris…, dan semoga sukses ya di ketapang!
salam kenal and cherios!
🙂
Februari 23, 2011 pukul 9:23 am
nagnggur itu enaknya punya waktu yang buanyak sekali. bisa ke mana- saja. asal gratis. kalau nganggur cari aja mlm gimana?
Februari 25, 2011 pukul 7:32 am
sebuah pelajaran hidup yg menarik,.. baik utk saya yg masih muda, tentang pilihan utk memilih
Februari 25, 2011 pukul 7:30 pm
Menikmati hidup di tempat kerja, semoga menyenangkan, banyak pelajaran hidup yg bisa didapatkan di sana…. 🙂
semoga sukses
Februari 26, 2011 pukul 8:56 am
sama saja, saya juga ditemaptkan di daerah terpencil dengan jalan yang sulit, 😦
Februari 27, 2011 pukul 8:27 pm
suatu saat kerja di lokasi seperti itu menadi kenangan yang tak aka terlupakan. Saya 3 tahun di Nanga Pinoh kalbar juga, di lokasi perusahaan Kayu. salam..
Februari 27, 2011 pukul 10:14 pm
semangat…semoga semua bisa dilalui dengan hati gembira 🙂
Februari 28, 2011 pukul 7:08 pm
Saat harus ke tempat yang rasanya asing, karena bahasa, makanan, lingkungan, memang pasti ada sedikit rasa kurang nyaman dan terasa sepi pula.
Mudah2an sih makin lama makin betah ya.
Maret 3, 2011 pukul 1:23 pm
bagus sekali tulisannya mas
Maret 3, 2011 pukul 4:39 pm
nice info..!! terus posting ya..!
Maret 5, 2011 pukul 9:39 am
wahaha….
nais post gan….
Maret 5, 2011 pukul 1:00 pm
Rasanya saya belum pernah mengambil keputusan seberat itu. Salut saya atas keberanian Bung Alris. Semoga ini jadi keputusan terbaik.
Maret 8, 2011 pukul 1:21 pm
Menyambangi sahabat Alris di siang hari..
Apa kabarnya nih.. kok nggak update sejak lama, sahabatku ??
Maret 11, 2011 pukul 6:59 pm
Hidup memang penuh misteri
Maret 14, 2011 pukul 8:29 am
:), apapun jalan kita, selama kita menanggung segala amanatnya, pasti kebaikan akan selalu kita terima. dalam bentuk suka maupun duka.
salam kenal 😀
Maret 14, 2011 pukul 5:21 pm
di manapun kakai berbijak di situ langit dijunjung ….. kata-kata ini salalu saya titipkan pada sahabat yang akan pergi keperantauan. hari ini juga pingin saya sampaikan ke sahabatku satu ini, salam kenal semoa sehat dan selalu dilindungi-Nya
…………………………………………….
mohon maaf, mohon doa dan bantuannya di
http://bchree.wordpress.com/2011/03/09/mohon-do’a-dan-bantuannya/
jazakumullah
Maret 14, 2011 pukul 7:48 pm
Semua itu pasti ada hikmahnya…
Maret 15, 2011 pukul 3:18 am
Assalamualaikum.
Ketapang kalau tidak salah pohon kayu daunnya besar besar bagus untuk hiasan di depan rumah sebagai pelindung.
mudah mudahan nyaman di tempat yang baru dan selalulah berkarya.
“Jangan Berhenti Tangan Mendayung, Nanti Arus Membawa Hanyut” salam kenal blognya bagus.
Maret 16, 2011 pukul 11:44 pm
selamat bekerja di tempat yang baru, mas alris, semoga tambah semangat, sukses, dan menghasilkan banyak rezeki yang barokah, amiin.
Maret 17, 2011 pukul 6:54 am
nice post bro.. sukses selalu blognya
Maret 17, 2011 pukul 3:47 pm
komennya hampir seratus! keren
Maret 18, 2011 pukul 5:44 am
iya banyak banget comment nya y pak, sipp dech, great m8
Maret 18, 2011 pukul 3:30 pm
Wah keluarga besar Isat ya? sama dengan saya dulu.
Sukses, Mas. 😀
Maret 20, 2011 pukul 1:58 am
Mantab.., Jarang update nih gan 😀
Maret 20, 2011 pukul 9:34 pm
sabar ya teman..
Maret 21, 2011 pukul 10:38 am
semoga bisa bermanfaat untuk semua
Maret 23, 2011 pukul 12:06 pm
Sekarang di Ketapang ya…..
Jika dinikmati dan kita menyenangi pekerjaan kita, tak terasa maka kita juga akan krasan. Apalagi menyenangkan, jauh dari kemacetan.
Maret 27, 2011 pukul 9:07 pm
Salam kenal,
Tidak ada sedikitpun hikmah yang dapat dipetik dari ‘pengangguran’
Apapun aktifitasnya yang penting berkarya
Semoga sukses, sentosa, berkah selalu…^_^
Maret 30, 2011 pukul 12:22 pm
tetap semangat, keluarga memang punya daya magnet yang luar biasa, mereka bisa membuat kita tertawa, dan pula menangis…
semoga sukses 🙂
Maret 30, 2011 pukul 4:12 pm
moga sukses ya bos. salam
April 11, 2011 pukul 3:36 pm
Blognya bagus, tapi sayang udah gak pernah di update ,…. hehe, salam senal
April 11, 2011 pukul 3:37 pm
Blognya bagus, tapi sayang udah tidak pernah di update .. salam kenal ..
April 12, 2011 pukul 12:21 pm
lama2 akan kerasan kok mas…apalagi kalo alam yang alami dibandingkan dengan sumpeknya jakarta, maka mas alris akan senang dan betah disana…
April 20, 2011 pukul 2:13 pm
pokoknya semangat deh
April 23, 2011 pukul 10:08 pm
Salam kenal,
Tidak ada sedikitpun hikmah yang dapat dipetik dari ‘pengangguran’
Apapun aktifitasnya yang penting berkarya
Semoga sukse selalu
April 27, 2011 pukul 12:07 pm
wowowowowowoodfsf
April 28, 2011 pukul 4:38 pm
Ijin singgah y OM..
saya lg blogwalking
Mei 3, 2011 pukul 1:57 pm
waw cerita yg fantastis.. lumayan buat artikel tugas sekolah om. makasih ya om
Mei 3, 2011 pukul 5:40 pm
Lama tidak bikin tulisan lagi, ayo menulis lagi dong
Mei 4, 2011 pukul 12:32 pm
Tetap semangat dan berdo’a, hidup itu memang harus dijalani dengan kerja keras agar dapat sukses. salam kenal untuk anda..
Mei 26, 2011 pukul 11:59 am
salam dari anak kalbar di Sambas…
Juni 10, 2011 pukul 8:29 pm
btw, skrg posisi dimana, mas?
masih terdampar di ketapang?
semoga sukses dg pekerjaan barunya ya…. 🙂
dan blognya jgn lupa di-update dong…hehehe
Juni 12, 2011 pukul 3:51 am
kondisi pali ga enak beuuuh
Juni 12, 2011 pukul 3:58 am
hadapi dengan senyuman yah, kata Ungu begitu 😀
Juni 12, 2011 pukul 5:40 am
..
wah ceritanya panjang juga..
semoga sukses ditanah rantau..
..
Juni 12, 2011 pukul 7:01 am
postingan barunya mana,
udah merapatkan Ris, 🙂
Juni 12, 2011 pukul 1:05 pm
wah, kalimantan, jadi kangen, saya 18 tahun di sana, dan mengadu nasib ke pulau jawa, pengen juga bisa jalan2 ke ketapang.
Juni 12, 2011 pukul 9:44 pm
Begitulah.. terkadang kita memang dihadapkan pada keadaan benci tapi butuh alias dipaksa kebutuhan, tapi semoga masih tetap menikmatinya..
hati2 bertugas di sana, terutama masalah sawit di kalimantan rasanya bukan hal yang mudah menghadapi penduduk lokalnya..
Juni 13, 2011 pukul 1:05 am
Bisnis kelapa sawirt ya.. mau donk ikutan hehe
Juni 15, 2011 pukul 10:56 am
Semoga kerasan dan mendapatkan kebaikan di Ketapang ya, bang Alris. Jika dikerjakan dengan sungguh hati dan dengan gembira, pekerjaan apapun pasti akan mendapat berkah Allah SWT.
Juni 16, 2011 pukul 9:25 pm
kisahnya bagus… perjalanan hidup yang bisa juga menjadi inspirasi untuk kita semua. dengan bersyukur kita pasti banyak mendapatkan hidayah dari-Nya.
Juni 17, 2011 pukul 4:29 pm
semangat terus bro…..
Juli 4, 2011 pukul 8:04 am
penuh inspirasi…. semangat terus kawan…
Juli 10, 2011 pukul 9:55 am
Semua pekerjaan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik pula, sukses selalu sobat…. 🙂
Juli 30, 2011 pukul 2:19 pm
apa kabar niyyy bro
Juli 31, 2011 pukul 4:35 pm
saya juga pernah merantau 5 tahun ke pontianak, apa yang sampean rasakan walo beda namun kurang lebih sama. Semua butuh perjuangan, kesabaran, tawakkal dan Insya Alloh hasilnya menjadi barokah
Agustus 7, 2011 pukul 2:40 pm
semangat-semangat
salam sukses,,,
Agustus 9, 2011 pukul 11:42 am
Ini postingan setahun lalu ya, Bang? Masih di Ketapang?
Semangat..always semangaaattt..!!
Agustus 11, 2011 pukul 3:55 pm
yang sbar ya…slam kenal
Agustus 13, 2011 pukul 7:18 pm
semangat bang cerita yang inspiratif
Agustus 19, 2011 pukul 11:14 am
tetap semangat dan selalu sabar…
Garam Manis
Agustus 20, 2011 pukul 10:17 pm
First; you’ didn’t like this. But, then, you will conditioned. Kayak saya Mas, wkt pertama terdampar di Kab Barito Timur, Kalteng. Sedih, 360 derajat beda dlm byk hal. Tp stlh saya pasrah dan belajar menelaah ada apa di balik semua ini, Tuhan, Allah, memberikan pertolongan2Nya dan membukakan mata saya; kenapa saya harus berada di tempat ini..Semoga Anda tetap bisa bertahan dan jadi pemenang
Agustus 24, 2011 pukul 11:07 pm
Petualangan terus mas, maaf jujur saya ndak sempat baca semuanya, cuma judul ama beberapa paragraf.
Doa saya untuk mas Alris, mudah2an sehat selalu dimanapun berada. Merdeka!!
Agustus 28, 2011 pukul 8:39 pm
sakseus selalu di udara, laut dan daratan 😀
September 6, 2011 pukul 5:49 am
Hmmm… sudah setahun lebih petualangan baru ini ya Ris…
Sepertinya bakal banyak cerita yang terekam olehnya.
Ingin sekali mengetahuinya…
Sudilah kiranya berbagi melalui postingan terbaru..
Setuju, setuju, setuju…? hehehe…. 🙂
@uda Vizon
Setuju….*tapi ini bukan nyanyian koor di gedung terhormat…
September 6, 2011 pukul 7:44 am
Kapan-kapan main ke Sintang atau Melawi mas….
Mungkin bisa share ilmu persawitannya.
@ die
Ok, ditunggu undangannya, hehehe…
September 6, 2011 pukul 8:07 am
inguk2 lagi dipostingan luamaaaaa
September 6, 2011 pukul 10:03 am
lakon kehidupan …
September 6, 2011 pukul 2:58 pm
Walau terdampar tapi akan punya banyak pengalaman. salam kenal pula
September 6, 2011 pukul 11:34 pm
jauh juga ya terdamparnya sampai di kalimantan..
mas,artikel barunya donk.ngga sabar pengen baca. he…he…he…
September 7, 2011 pukul 9:46 am
waaaahh.. jauh ya mas..
demi keluarga berjuang ditempat yang nun jauh disana..
mudah2n diberi kelancaran dan keberkahan ya mas ^^
ditunggu tulisan berikutnya 😀
September 7, 2011 pukul 11:06 am
wahh mantap mas,
saya trtarik dengan kalimat “inilah kadaan benci tapi butuh”..
September 7, 2011 pukul 10:51 pm
kalo sempat, mampir ke Samarinda ya…
Hehehe…
Masih suasana lebaran nih… maaf lahir batin ya…
@ Kakaakin
Kalo ada kesempatan iya ntar mampir. Sama memaafkan…
September 8, 2011 pukul 4:54 pm
Maaf mas, kalo boleh saya saran, hurufnya jangan di blog semua.
Just in my humble opinion 🙂
Salam menuju sukses,
Danu Akbar.
September 8, 2011 pukul 7:21 pm
Akhirnya aku terdampar juga disini. Nitip jejak gan. http://irfanhandi.wordpress.com/
Salam hangat dari Lombok.
September 11, 2011 pukul 10:04 am
apakah ada orangutan di sekitar areal perkebunan sawit?
klo ada, boleh kah minta infonya.
thanks.
September 16, 2011 pukul 11:39 am
Cerita yang sangat luar biasa mas.. 😦
September 20, 2011 pukul 2:29 pm
Ikutan mendamparkan diri di sini ya, met kenal aja….moga sukses blognya. met ngeblog….
September 21, 2011 pukul 11:52 am
selamat bergabung.. nice post 🙂
September 21, 2011 pukul 2:17 pm
jadi ikut merasakan apa yang ada disana.. jauh dari keramaian kota, terkadang memang jenuh namun dapat membawa ketentraman hati, selamat bertugas kawan.. semoga mendapatkan manfaat yang berarti disana 🙂
September 22, 2011 pukul 9:58 am
ketapang… aQ br denger nama itu.. hehe, maafkan sy.. >_<
September 23, 2011 pukul 2:29 pm
Keren mas brooo ,., q juga suka berpetualang dan merantauuuuu,., lo di desaku merantau wajib jika orang itu sudah beranjak dewasa
Oktober 2, 2011 pukul 9:47 pm
kalau semua di jalani denga ikhlas jadi berasa ringan kok. sukses selalu ya….
Oktober 3, 2011 pukul 11:58 am
sy jg terdampar disini.. 😀
semoga sukses wahai sahabat,, 😉
Oktober 4, 2011 pukul 6:04 pm
semoga sukses di sana .
salam kenal 🙂
Oktober 5, 2011 pukul 6:50 pm
mas alris maaf baru bisa berkunjung….tetep semangat ya mas..semuanya memang untuk keluarga…
Oktober 7, 2011 pukul 3:03 pm
wah mantap mass makin nambah pengalaman tuh
Oktober 7, 2011 pukul 7:35 pm
waaah… keren pengalaman dan perjuangannya. trs skrg.. msh ttp kerja dikalimantan kah?? ceritain lg donk suka duka nya slm kerja disana :O
Oktober 9, 2011 pukul 1:07 am
dimana langit di junjung di situ bumi di pijak,,selamat bagi anak2 perantau
Oktober 9, 2011 pukul 9:16 am
Ketapang itu jauh dari Samarinda ya?
Oktober 12, 2011 pukul 12:36 am
izin nyimak dulu sob,kunjungan perdana,,salam kenal kembali ya
Oktober 12, 2011 pukul 1:07 am
jadi ikutan sedih nih.. 😦
yang sabar ya oom…
🙂 tetep semangat dalam tiap harinya 🙂
Oktober 12, 2011 pukul 9:59 am
kunjungan pertama. salam kenal… 🙂
Oktober 12, 2011 pukul 4:27 pm
Mudah-mudahan dalam pekerjaannya selalu mendapat rezki yang berlimpah dan barokah. salam…jamur dewa
Oktober 13, 2011 pukul 1:44 pm
Wah lagi di kalimantan nih rupanya? Ada hari liburnya kan bro? #dikeplak
tetap semangat dan nikmati kehidupan di sana, Insya Allah tetap menjadi hamba2 yang bersyukur. Sukses selalu :)
@ Iman: sekarang udah di Jakarta.
Oktober 16, 2011 pukul 1:43 pm
karena tulisannya sudah panjang bukan kepalang, jadi aku komen singkat saja: kirain itu ketapang di banyuwangi. 🙂
@ a! : Ketapang juga di Jakarta… 🙂
Oktober 20, 2011 pukul 6:37 am
kapan update nya?? d tggu pengalaman lainnya looh :O
Oktober 22, 2011 pukul 7:07 pm
Waduh pengalaman yang sangat mantab, di tunggu pengalaman yang lainnya..
Oktober 22, 2011 pukul 7:09 pm
Pengalaman yang mantab,,
ditunggu pengalaman yang lainnya , tentu nya yang lebih menarik
Oktober 27, 2011 pukul 3:21 pm
hai..salam kenal yaaa…sukses buat anda
Oktober 28, 2011 pukul 5:37 am
terdampar ya, semoga betah kerjanya
Oktober 30, 2011 pukul 8:39 pm
salam alris..
kunjungan dari chii buat kamu..
semoga ceria2 selalu =)
November 2, 2011 pukul 9:57 am
jadi pengen main ke kalimantan lagi nih..heheheh…salam kenal yaa…
November 7, 2011 pukul 2:38 pm
Very nice story!!
November 9, 2011 pukul 8:13 pm
ketapang itu yang berbatasan dengan malaysia ngga? aku pernah ke pontianak satu tahun yang lalu. dari pesawat terlihat di sana tinggal tanah tanah gundul dan hutan hutan tidak banyak lagi 😦
November 22, 2011 pukul 12:10 pm
postingannya panjang, tapi entah kenapa kok saya gak bisa berenti baca.. kaya jadi teringat kisah saya sendiri mas.. saya juga parantau mas.. jangan menyerah.. terus berjuang..!!!
Desember 3, 2011 pukul 5:20 am
masih belu update ya?
abisnya rajin komen tapi nggak ada artikel baru
udah bolak balik ke sini lho
Desember 4, 2011 pukul 7:01 am
Pasti ada rencana indah dibalik sebuah peristiwa! SEMANGAT 🙂
Desember 8, 2011 pukul 11:00 am
Balik kesini… masih tulisan yang ini hehehe.. ayo om, apdeetttt
@unngulcenter
Sudah diupdate om…
Desember 23, 2011 pukul 8:12 pm
sy tau blog ini dr temen, katanya menarik….well sy iseng2 buka ternyata bener jg yaa…artikel2nya bagus nambah pengetahuan…dtggu updatenya ya
@via
ok, makasih kunjungannya.
Januari 18, 2012 pukul 8:09 am
kren tuh kisah nya mas bro…
lam kenal ya..
Maret 11, 2012 pukul 2:19 pm
good luck yaaaaaaaaaaa 😀
Juni 1, 2013 pukul 10:56 am
artikelnya sungguh ajib gan..
November 2, 2013 pukul 4:08 am
mantap nih artikel nya…sampai2 tidak beranjak dari tempat duduk
Desember 18, 2014 pukul 12:27 pm
jual rumah jawa limasan, joglo dan rumah kampung
April 24, 2015 pukul 7:41 am
It’s an remarkable paragraph for all the internet users; they will get advantage from it
I am sure.
Mei 21, 2015 pukul 1:01 am
Very nice post. I just stumbled upon your blog and wished to say that I’ve truly enjoyed surfing around your blog posts.
In any case I will be subscribing to your feed and I hope you write again very soon!
Juni 18, 2015 pukul 4:34 pm
You ought to be a part of a contest for one of the best sites online.
I am going to recommend this web site!