Dahulu kala para penguasa untuk memberikan pengumuman kepada masyarakat yang dikuasainya cukup dengan cara dan alat sederhana. Misal, jika raja akan memberitahukan sesuatu kepada rakyatnya cukuplah pembantu raja membuat woro-woro dengan memukul kentongan di setiap daerah. Setelah itu rakyat akan berkumpul di lapangan luas mendengarkan titah raja. Sederhana dan tidak memakan waktu lama. Hal ini bisa terlaksana karena jumlah rakyat yang sedikit dan tingkat kepatuhan yang baik.
Zaman berkembang. Jumlah penduduk teramat banyak dengan tingkat pendidikan yang makin baik. Woro-woro alias pengumuman sekarang tidak bisa lagi dipandang sebagai hal yang sederhana. Pengumuman sekarang sudah menjelma menjadi seremoni. Seremoni memerlukan persiapan yang matang; tujuannya jelas; memerlukan waktu dan ruang; ada sasaran yang dituju dan tentu ada panitianya. Untuk memenuhi semua itu membutuhkan biaya. Jer basuki mowo beyo.
Betapa tidak mudahnya sekarang membuat pengumuman yang menjadi seremoni itu. Karena pengumuman itu adalah awal pintu masuk jalan mencapai kesuksesan hal besar yang ingin dituju. Terpikirkah oleh Anda, bahwa sebelum menjadi seseorang dan menduduki jabatan publik tertentu yang yang diperebutkan melalu saluran demokrasi, seorang mesti keluar biaya yang besar? Kalau hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan ekspektasi, maka wajarlah banyak orang yang mengalami stress, bahkan gangguan kejiwaan. Sungguh kasihan mereka.
Nah, di tempat saya gawe sekarang, hari Jumat 5 Februari 2016 yang lalu ada sedikit woro-woro yang menghadirkan pejabat setempat. Hari itu ada peninjauan atas proyek yang sedang dikerjakan. Peninjauan dilakukan Walikota Ambon, pejabat dinas terkait, media massa dan tokoh masyarakat. Tujuan peninjauan itu adalah untuk menunjukkan progress pembangunan kepada masyarakat. Tentunya masyarakat akan tahu setelah diberitakan oleh media massa, yaitu tv nasional & lokal, surat kabar setempat dan surat kabar nasional. Prinsipnya, ya, tak jauh dari woro-woro.
Keterangan foto :
Walikota Ambon (baju putih berkaca mata memegang pemukul) didampingi pejabat dinas terkait memukul tifa tanda dimulainya peninjauan proyek.
Februari 8, 2016 pukul 4:26 am
pertanyaan bodoh aja nih da, ngedatangin rombongan begini mesti pake bayar kah? krn buat ngedatengin wartawan aja mesti ngasih amplop.
salam
/kayka
@ kayka
Saya gak tau bayar apa gak. Ada panitia dari owner mengatur kedatangan para tamu undangan.
Dalam kasus diatas setahu saya tidak ada satupun yang diberi amplop. Untuk kedatangan walikota memang sudah diajukan permohonan jauh hari, harus mengikuti jadual kegiatan yang sudah diatur oleh protokoler.
Menurut saya pribadi pejabat publik harusnya tak dibayar untuk kegiatan seremonial yang bersifat tidak komersil. Kebetulan kegiatan ditempat saya kerja itu tidak komersil. Itu adalah bentuk penyampaian informasi progress pembangunan yang dilakukan. Kalau masyarakat umum diundang akan merepotkan banyak pihak dan butuh waktu, jadi cukuplah diundang pejabat umum terkait dan media massa. Diharapkan melalui pemberitaan yang objektif masyarakat mengetahui progress pembangunan yang sedang berlangsung.
Februari 8, 2016 pukul 6:19 am
Hee… semoga proyeknya bisa selesai dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar, tidak mangkrak ya Mas :))
@ Gara
Aamin.
Februari 8, 2016 pukul 9:09 am
tempat gw dulu ada kentongan, buat woro2 warga.. tapi gak pernah di pake.. kalo kentongannya di bunyiin pun gak ada yg dateng, pada gak peduli dan dah lupa fungsi kentongan
@ puputs
Harusnya warga dikasih tau kalo ada bunyi kentongan apa yang mesti diperbuat. Sosialisasinya harus mantap, baru warga mengerti.
Februari 8, 2016 pukul 2:09 pm
Emang kalau ngundang wako kira2 bujetnya berapa ya?
@ Firsty Chrysant
Gak bayar asal sudah masuk agenda protokeler. Apalagi kalo sudah kenal, udah ce es tinggal diatur saja, š
Februari 9, 2016 pukul 3:10 pm
Wah semoga proyeknya lancar yaaaa
@ itsmearni
Aamin.
Februari 9, 2016 pukul 3:22 pm
Dengan adanya seremonial diharapkan berita, agenda dan proyek yang dicanangkan berjalan dengan lancar dan dengan restu orang-orang yang diundang. semoga yang diharapkan berjalan dengan lancar yach mas.
@ adelinatampubolon
Harapannya sih begitu. Semoga lancar.
Februari 9, 2016 pukul 3:37 pm
Semoga proyeknya berjalan lancar..
Dan semoga lagi, proyek jembatan merah putih di sana bisa segera selesai, karena lumayan banget memangkas waktu perjalanan dr kota ke bandara kan..hehe…
@ Allisa Yustica Krones
Aamin.
Jembatan merah putih sudah menyambung, tinggal pekerjaan finishing dan test uji coba. Mungkin pertengahan tahun ini sudah beroperasi.
Februari 9, 2016 pukul 4:15 pm
semoga lancar proyeknya.
logikanya, kalau itu merupakan sebagian dari tugas sebagai pejabat ya harus dilakukan. iy nggak? š
@ jampang
Aamin.
Seharusnya memang bagian dari layanan kepada publik. Tapi karena ini proyek tentu beda pendekatannya, š
Februari 10, 2016 pukul 12:10 am
terbayang, bang, biaya besar dalam woro-woro pesta demokrasi. wong woro-woro kecil-kecilan saja udah keluar duit banyak. apalagi yang besar. hehe..
@ wenceu
Iya ya. Makanya banyak caleg yang stress setelah pileg karena gak terpilih. Stress mikirin bayar utang, hehehe…
Februari 10, 2016 pukul 11:00 am
beda zaman, beda cara, tapi memiliki tujuan yang sama yaitu mengumumkan ke khlayak publik..
semoga programnya benar-benar dikerjakan dan dapat digunakan setelah selesai ya mas š
@ annosmile
Yoi, semakin maju zaman semakin bermacam cara untuk woro-woro.
Aamin.
Februari 11, 2016 pukul 7:16 am
saya pikir itu seremonial dimulainya proyek atau proyeknya selesai dan diresmikan … untuk peninjauan proyek pakai seremonial seperti itu juga …. memang budaya kita begitu ya ..
@ bersapedahan
Dulu, katanya sudah ada acara groundbreaking. Karena sudah ada progress, jadi ini semacam woro-woro progress saja.
Februari 11, 2016 pukul 9:59 am
Kadang acaranya sudah mewahpun banyak yang tidak datang mas, dan tentu ini pemborosan… Akhirnya kadang ada acara yang pengunjungnya dibayar…
@ Tina Latief
Kalo ditempat saya kerja kemaren memang sudah dijadualkan. Acaranyapun sederhana saja, semacam gathering begitulah.
Februari 12, 2016 pukul 6:07 pm
Semoga proyek yang sudah diresmikan pejabat, selesai sesuai dengan kualitas yang diharapkan dan membawa manfaat bagi banyak orang.
@ winnaz
Bukan diresmikan, tapi peninjauan saja. Aamin.
Februari 13, 2016 pukul 10:53 am
Kayaknya sekarang kalo ga pake seremoni pejabatnya malah bisa tersinggung karena merasa tidak dihormati Da. š
@ arinidm
Mungkin sebagian begitu. Tapi Walikota Ambon gak, š
Februari 14, 2016 pukul 7:31 am
itu pasti selalu ada perkusi yang di pukul dulu ya kak kalau ada seremoni?
@ inggit_e
Di tempat saya kemaren memukul tifa, alat musik khas Maluku.
Februari 14, 2016 pukul 7:59 pm
Al, betah ya di ambon ? Udh berapa bulan ?
@ uda Ded
Betah saja, da Ded. Sudah 9 bulan saya di Ambon.
Ada peluangkah?
Februari 15, 2016 pukul 2:45 am
Hehe, woro-woro memang penting ya untuk memberi-tahukan sebuah info ke masyarakat. Tetapi lucu juga memang rasanya jika woro-woro seperti ini dilakukan di acara peninjauan. Biasanya kan di acara peresmian atau acara mulainya pembangunan sesuatu (peletakan batu pertama, misalnya š ).
@ zilko
Duluu, ada seremoni groundberaking. Sekarang woro-woro progress, š
Februari 15, 2016 pukul 1:17 pm
terkadang karena kerumitan di jaman sekarang, muncul keinginan kembali ke jaman dulu. tepatnya, kembali dengan kesederhanaan hati masyarakat di masa itu perihal memberi respon.
@ coretandenina
Iya, sekarang makin susah untuk ngajak orang. Makin nafsi-nafsi.
Februari 16, 2016 pukul 6:08 pm
Seremonial juga bisa dimaknai pertanggungjawaban publik ya Uda, apresiasi atas kerja keras tim konstruksi. Semoga semakin diberkati dan menjadi berkat ya Uda. Salam
@ prih
Kalau perusahaan publik sih mungkin begitu, mba Prih. Kalau di kasus saya ini cuma niat baik dari pemilik untuk woro-woro kepada orang ramai, alias masyarakat š
Februari 17, 2016 pukul 10:59 am
Lain dulu lain sekarang mas ya, segalanya sudah berubah, yang dulu tinggal kenangan, yang sekarang harus dihadapi. Tapi agak lucu juga ya ceremoni kok progres bukannya di awal (peletakan batu pertama) atau di akhir proses (hasil).
Salam dari Dompu.
@ Ar Syamsu
Ini cuma niat baik dari pemilik untuk woro-woro, š
Februari 17, 2016 pukul 9:19 pm
semoga proyeknya cepat selesai dan beri manfaat untuk banyak orang
@ monda
Aamin.
Februari 17, 2016 pukul 11:50 pm
biaya besar, stres, dan masih banyak lagi. š¦
@ Dini Febia
Mendatangkan pejabat publik yang sibuk bukan hal mudah. Ambil positifnya saja.
Februari 18, 2016 pukul 1:01 pm
penyebaran informasi secara masal menjadi memungkinkan dengan teknologi. tinggal bagaimana kreatifitas memobilisasinya, diantaranya dengan ceremoni, hehe
mau bagaimana lagi karena memang sudah tuntutan jaman
@ jarwadi
Iya, makin berkembang zaman makin banyak saluran buat menyebarkan informasi.
Februari 18, 2016 pukul 4:00 pm
eh woro woro dan peresmian/seremoni beda loh baik jaman dahulu maupun sekarang š
@ Alid Abdul
Ditempat saya gawe kemaren cuma woro-woro, bukan peresmian.
Februari 18, 2016 pukul 5:45 pm
kalau tidak memiliki seremoni gitu pejabatnya mau gk ya kak datang.
@ winnymarlina
Mau aja, Win. Tapi harus punya pendekatan yang bagus.
Maret 2, 2016 pukul 11:03 pm
wah pak Alris di Ambon skrg?
@ unggulcenter
Betul, Pak Unggul.