Teman mancing saya dapat strike ikan layaran di teluk sebelah pltu Waay, Ambon
Garis pantai Indonesia 54.716 kilometer, terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Dengan laut yang begitu luas produksi hasil kelautan dan perikanan Indonesia mencapai 13 juta ton per tahun. China mencapai 50 juta ton per tahun (sumber disana).
Kalau kita merujuk kepada angka yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, -misal disini– hal ekspor ikan terbesar di dunia, kita merasa miris. Indonesia adalah penghasil ikan terbesar di dunia setelah China. Tapi dalam hal ekspor Indonesia ada di urutan ke 12 dunia, dan urutan nomor 5 di Asean.
Lalu darimana negara Asean lain, macam Thailand, mendapatkan ikan untuk di ekspor, sehingga ekspor ikannya mengalahkan negara kita? Selain dari laut mereka sendiri, ternyata mereka mengeruknya dari laut Indonesia yang begitu luas. Gak percaya? Kalo saya percaya. Karena kita akan mudah menjumpai begitu banyak para pelaut asing seperti dari Thailand, Taiwan dan negara lainnya yang melabuhkan kapalnya di Teluk Ambon untuk diisi ikan. Ada yang mereka tangkap sendiri, tentunya setelah mengantongi perizinan dari pihak berwenang, ada juga dibeli dari pelaut lokal.
Kenapa negara dengan laut tak seluas laut Indonesia bisa jadi pengekspor ikan mengalahkan Indonesia. Thailand itu contohnya. Menurut saya selain mereka memakai teknologi penangkapan ikan lebih maju dari kita, mereka juga mau berusaha lebih keras. Saking kerasnya usaha mereka sampai memasuki perairan laut Indonesia yang banyak ikannya. Bisa jadi juga negara mensubsidi nelayannya dengan bermacam subsidi, misal subsidi bahan bahan bakar untuk kapal penangkap ikan. Atau negara menyediakan kredit murah untuk para nelayannya.
Terlepas dari bermacam kendala yang ada di negara Indonesia tercinta, untuk memajukan dan mendukung ekspor komoditi perikanan diperlukan kerjasama yang baik antara nelayan, penambak, pengusaha dan pemerintah. Pemerintah tidak hanya sebagai regulator tapi juga harus berusaha keras memberikan kemudahan kepada nelayan dalam negeri dalam bentuk perizinan, memberikan kredit murah, menyediakan infrastruktur memadai dan membangun pelabuhan perikanan yang dilengkapi sarana pendukung yang layak. Pelabuhan yang layak misal tersedianya cold storage, listrik yang stabil dan sarana bongkar muat.
Tulisan ini pendek ini lahir dari hasil obrolan ngalor-ngidul dengan security proyek yang punya pengalaman melaut menangkap ikan belasan tahun dengan kapal dari Thailand, Taiwan dan China.
*******************************************************
Posting lalu yang mendapatkan buku gratis dari saya adalah:Β adelinatampubolon.com dan omnduut.com. Silahkan kirim alamat lengkap dan nomor hp untuk keperluan pengiriman buku sampai tanggal 5 Desember 2016. Lewat dari tanggal itu maka hadiah buku saya alihkan ke orang lain.
*******************************************************
November 25, 2016 pukul 8:37 pm
Ah memang mas, infrastructure di negara kita sendiri masih memprihatinkan di luar berbagai masalah lainnya untuk industri perikanan bisa berkembang bagus. Hiks…
@ dani
Iya, mas Dani. Semoga terobosan yang dilakukan pemerintah sekarang memperbanyak infrastruktur diluar pulau Jawa semakin memajukan dan meratakan pembangunan, sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat.
November 25, 2016 pukul 8:40 pm
Woow, ikannya besar amat, Semoga keinginan dari tulisan pendek ini pihak terkait ada yang tersentuh hatinya.
@ ysalma
Semoga hendaknya begitu, uni ysalma.
November 25, 2016 pukul 9:08 pm
Kadang saya juga suka heran kenapa dengan kondisi geografis yang jelas- jelas sangat kaya dibandingkan negara lain, tapi kondisi perekonomian indonesia masih jauh sekali dibanding negara lain… Masih banyak hal yang harus dibenahi pemerintah ya..
@ fahrizinfa
Orang mengurusnya tidak cakap dan tidak jujur sehingga dengan sumber daya alam berlimpah sekalipun tetap perekonomian tak banyak majunya.
November 25, 2016 pukul 9:10 pm
Foto ikannya sensasional banget (y)
Setuju sama mas. Tetapi saya rasa faktor teknologi dan infrastruktur tetap jadi penyebab nomor satu. Kebanyakan nelayan kita masih melaut mencari ikan dengan cara tradisional. Kalau ternaknya mungkin tidak sekuno nelayan. Mohon maaf, ini hanya pandangan amatir mas hehe
Mas bilang juga produksi kelautan kita nomor 2 di dunia. Apa mungkin ekspor kita yang minim juga dikarenakan kebutuhan dalam negeri yang besar?
@ mfadel
Produksi yang banyak itu dilakukan oleh nelayan asing yang beroperasi di laut Indonesia.
Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan hanya 35 kilogram g per kapita/tahun. Bandingkan dengan Jepang yang mencapai 60 kilogram per kapita/tahun dan Malaysia sebesar 50 kilogram per kapita/tahun.
November 25, 2016 pukul 11:30 pm
Wii mantap kaliu π±π±π±π±π±π±π±
@ Rissaid
Yoiiii… keren teman saya bisa menaklukkan ikan gede.
November 25, 2016 pukul 11:36 pm
Wah, berarti kita mesti lebih tegas dengan batas negara kita yang ada di perairan, ya?
@ Timothy W Pawiro
Iya betul, kudu berani tangkap dan tenggelamkan kapal nelayan asing tanpa ijin yang menangkap ikan di laut Indonesia.
November 26, 2016 pukul 12:52 am
Kebanyakan di impor juga yg kualitas bagus bahkan perusahaan asing banyak yang ngolah sih kak sedih jadinya
@ winnymarlina
Iya, Win. Ikan ditangkap di laut Indonesia diolah diluar negeri.
November 26, 2016 pukul 8:18 am
“Itu, mereka yang ngeruk ikan dari laut Indonesia, TENGGELAMKAN!”, ujar Bu Susi.
@ ganganjanuar
Bu Susi emang top markotop dah…
November 26, 2016 pukul 8:43 am
Wow itu foto ikanya gede sekali. Nggak nyangka bisa segede itu. Btw apa bisa dimakan pak ikan seperti itu?
@ shiq4
Ikan layaran enak, kok. Maknyus dagingnya dimasak kuah kuning.
November 26, 2016 pukul 9:30 am
kalau aku lihat sich sekarang kebijakan pemerintah sudah mulai mengarah kesana yach mas. sehingga hasil kekayaan negeri ini dinikmati oleh masyarakat sendiri bukan oleh orang luar.
@ adelinatampubolon
Kementrian dibawah Ibu Susi banyak dipuji sama nelayan, karena tindakannya yang pro rakyat nelayan kecil. Pembangunan infrastruktur diluar pulau Jawa juga suatu kebijakan yang cakep, mantap.
November 26, 2016 pukul 11:14 am
Yang saya nggak habis pikir itu kok ada ya daerah yang mengizinkan kapal asing masuk dan mengambil ikan dari perairannya. Berapa pun besar royalti yang diberi pihak asing itu menurut saya tidak akan sepadan dengan sumber daya yang dikeruk. Kalau belum mampu mengolah sendiri, baik dibiarkan dulu sebagai cadangan. Kelak ketika sarana dan prasarana perikanan di daerah itu berkembang bagus dengan banyaknya pembangunan dewasa ini, bukankah itu artinya ada cadangan ikan berlebih untuk daerah itu juga? Menurut saya demikian Mas, hehe. Yah masih banyak yang perlu dibenahi.
@ Gara
Royalti yang masuk ke kantong pribadi pejabat pemberi ijinnya mungkin lebih besar, π Orang lemah iman dan lemah pemahaman berbagi untuk kesejahteraan bersama kalau jadi pejabat biasanya cuma memikir buat diri dan keluarganya. Dan itu banyak. Buktinya banyak pejabat tertangkap tangan terlibat kasus korupsi.
November 26, 2016 pukul 12:02 pm
Aku ngebayangi salah satu daerah di pesisir pantai di Indonesia bisa jadi kota pelabuhan terbesar se Asean dengan ribuan ikan segar — dan negara luar mengimpor ikan dari kita. Semoga suatu hari nanti …
@ ekahei
Semoga impian itu juga impian banyak orang dan pemerintahan tentunya.
November 26, 2016 pukul 4:45 pm
Mencermati masalah ini, kita boleh mengatakan bahwa pasti ada yg tak beres dalam pengelolaan sumber daya negeri ini. Smg dgn sentilan artikel ini bisa menyentuh hati dan pikiran para penyelenggara negera kita, itu !
@ Duraja435
Semoga hendaknya begitu.
November 28, 2016 pukul 11:42 pm
Insfrastruktur di negara kita maish juga jadi masalah, ya. Semoga ke depannya semakin baik, deh
@ Keke Naima
Masalah terbesar memang keterbatasan di infrastruktur. Semoga masa yang akan datang infrastrukturnya memadai.
November 29, 2016 pukul 6:23 am
Betul sekali. Bukan cuma itu, negeri kita yg didominasi oleh lautan menjadikan modal besar utk industri kemaritiman kita, tapi entah mengapa industri maritim kita sangat tertinggal jauh oleh negera tetangga. Mudah mudahan Indonesia yg kaya ini dapat segera bangkit dari tidur nyenyaknya.
@ Inklocita
Kita berharap begitu. Kekayaan yang begitu besar bisa didayagunakan untuk kemakmuran rakyat.
November 30, 2016 pukul 8:20 am
Suka mancing saya.
@ Senja Kelana
Yuk mancing ke Ambon.
November 30, 2016 pukul 2:28 pm
prihatin ya mas, saya sebagai pecinta ikan sangat kecewa.. hehe
semoga saja semakin banyak orang Indonesia yang bisa menikmati hasil laut di negara sendiri.
@ zaenudin
Makan ikan laut bagus buat kesehatan.
November 30, 2016 pukul 3:00 pm
sedih bacanya, smoga makin banyak yg care dgn kondisi saat ini
@ Desi Namora
Kita yang melek dikit sedih. Tapi yang dapat untung dari mengeruk hasil laut dengan cara ilegal bergembira.
Desember 1, 2016 pukul 7:26 pm
Itu ikannya gede banget. Baru kali ini nih lihat ikan segede itu o.O
Sedih sih emang ya mas kalau udah baca berita kayak gini π¦
oh iya, Saya dulu pernah tinggal di Ambon, enak-enak emang seafood di sana…gak kalah sama di Makassar.
@ andyhardiyanti
Di Ambon masih melimpah ikan besar dan enak. Sedihnya pihak asing yang lebih banyak menikmati.
Ayo berkunjung nostalgia ke Ambon.
Desember 1, 2016 pukul 8:19 pm
Orang Indonesia lebih suka doa bersama berbodong-bondong ke Jakarta daraipada ngurusin laut dengan segala kekayaannya π¦
@ dedy
Itulah salah satu kelebihan orang Indonesia,sangat sensitif hal keyakinan. Tapi sangat kebal dan masa bodoh hal kekayaannya dikeruk pihak asing.
Desember 2, 2016 pukul 7:24 pm
Makanya Bu Susi sering marah2 ya. Sama dg minyak, cadangan do Indonesia itu byk, tp dikuasai asing semua, kt terpaksa ngimpor, miris.
@ Hendro Nurkholis
Bu Susi marah mungkin karena oknum pejabat yang jadi beking. Harusnya penegak hukum eh malah jadi beking.
Desember 2, 2016 pukul 9:19 pm
sepertinya memang membutuhkan waktu, industri hasil laut harus dibenahi dari hulu ke hilir. setidaknya menteri sudah menaruh perhatian untuk ini.
@ brizki
Semoga gerakan menteri ini didukung banyak pihak. Karena kebijakan bu Susi banyak menghilangkan sumber pendapatan ilegal orang gak jujur.
Desember 3, 2016 pukul 10:50 am
Luar biasa hasil pancingan sahabat Uda. Kekayaan laut kita tak hanya ikan, energi laut dan aneka keragaman hayati melimpah di negeri bahari. Infrastruktur dan niat baik dari setiap pelaku dan kawasan bahari jadi kunci. Salam bahari
@ rynari
Laut salah satu sumber kekayaan untuk mensejahterakan rakyat yang tak diekplor dan dimanfaatkan dengan maksimal. Akhirnya pihak asing yang mengeruknya. Salam bahari, yang sejak dulu punya jargon “nenek moyangku pelaut.”
Desember 3, 2016 pukul 12:52 pm
Mungkin juga benar apa yg disinyalir oleh tulisan ini bahwa negara spt Thailand nelayannya disuport oleh pemerintahnya dalam usaha mereka, shg bisa mengalahkan kita di angka ekspor ikannya. Miris benar ya. . Tapi gimana dgn nelayan kita apakah ada suport dari pemerintah? atau mungkin juga ada tapi nelayan kita yang kurang keras perjuangannya dalam menangkap ikan dan mengelola usahanya…
@ ar syamsuddin
Kebanyakan negara luar mensuport apa yang dilakukan penduduknya. Kalau kita mungkin support pemerintahannya tak sehebat yang diharapkan.
Desember 4, 2016 pukul 11:40 am
waw … mancing mania mantap ……:)
@ Ahmad
Ayo mancing melepas stress dan hiburan.
Desember 4, 2016 pukul 10:13 pm
Ya itu, negara tetangga dapat ikannya juga dari kita. Tapi menurut laporan baruku yang aku terima dari sumber televisi swata, ekpsor ikan kita meningkat dan sudah bisa mengalahkan negara tetangga. Bali khususnya naik 40 persen.
Wah aku ini berlagak jadi pengamat perikanan. Cocok sekali jadi mantunya ibu susi π
Bukunya buatku saja.
@ Djangkaru Bumi
Laut kita begitu kaya, harusnya juga pengekspor hasil laut nomor dua di dunia setelah china.
Soal buku kalo rezeki gak kemana, π
Desember 4, 2016 pukul 10:16 pm
Gimana insfrastuturnya tidak memprihatinkan. Presiden ingin ngebut membuat jalan dan tol laut dan sebagainya.
Lah dalah…rakyatnya sibuk dan demo ini dan itu.
Presidennya jadi bingung dan gagal focus.
@ Djangkaru Bumi
Segala sesuatu tergantung pemimpin. Kalo kepemimpinannya kuat lewat itu yang demo. Demo juga bagian dari demokrasi. Biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu. Jadi pemimpin itu harus fokus.
Desember 4, 2016 pukul 11:04 pm
gedhe banget ikannyaaa..,
salam kenal ya..
kalo berkenan mampir ke blog baru saya, maklum blogger pemula, hehe
http://www.risalahku.com
@ Amel Liya
Laut disekitar Ambon masih menyimpan ikan yang besar-besar.
Ok, langsung menuju tkp.
Desember 6, 2016 pukul 3:52 am
wuiih ikannya giant yaaa….
Sama kayak postinganku ttg bersepeda itu loh mas..pemerintah memperlengkapi dulu baru menyarankan mas. Denmark utk gemar bersepeda….infrastruktur di negara kita masih acak adut..tp senang sih sudah mulai bagus pelan2
@ ewinielsen.com
Laut di seputaran Ambon masih banyak menyimpan ikan besar-besar. Surga buat pemancing.
Semoga pemerintah konsisten membangun infrastruktur untuk memajukan perekonomian rakyat.
Desember 6, 2016 pukul 6:53 am
Memang miris banget sih mas.
Jangankan untuk ekspor, bahkan kehidupan nelayan di negara kita masih berada di bawah garis kemiskinan.
@ Rudi Chandra
Semoga ada kebijakan strategis yang mengangkat kehidupan nelayan marginal, misal pemberian kredit dalam pengadaan perahu.
Desember 6, 2016 pukul 1:30 pm
Mantab kali ikannya. Satu orang macing aja bisa dapat segede itu, gimana kalo nelayan dikasih fasilitas lengkap ya? Semoga pemerintah kedepannya bisa lebih pro rakyat lagi. Salam kenal ya, mas atau Uda nih?
@ sarah
Kalo nelayan difasilitasi dengan baik oleh pemerintah so pasti meningkatkan kesejahteraannya.
Panggil uda saja.
Desember 8, 2016 pukul 1:16 pm
Pencuri di laut kita bukan cuma orang thailand. banyak negara tetangga. kadang, nelayan-nelayan kita sendiri masih berpikir dengan cara tradisional. jadi mereka tidak tahu bagaimana membisniskan mata pencahariaannya. padahal kita kaya.
@ Lutfi Retno Wahyudyanti
Banyak negara yang mengeduk hasil laut kita karena salah satunya kongkalingkong.
Nelayan kita perlu diedukasi untuk maju.
Desember 8, 2016 pukul 2:18 pm
Pertanyaan yang kadang bikin bingung, Indonesia kaya hasil laut tapi kok harga ikan/ protein hewani dari hasil laut mahal π¦
@ April Hamsa
Harga tergantung pasokan dan permintaan. Berlaku hukum pasar.
Desember 8, 2016 pukul 9:38 pm
semoga harapan yg tertulis di post ini untuk memajukan komuditi dan mensejahterakan nelayan khususnya, rakyat Infonesia umumnya tercapai aamiin
@ Maya
Aaamiin. Mari kita doakan bersama.
Desember 8, 2016 pukul 10:00 pm
wajar jika kemudian laut kita yang kaya ini justru menjadikan ekspor nya masih yang terbawah, wong diurus sungguh-sungguhnya juga baru era neng Susi Pudjiastuti ini jeh….dulu-dulunya kan orang Indonesia nya masih bego-bego, nggak paham dan pura-pura tutup mata sama para pencuri ikan kekayaan kita….jadinya ya gituh ituh tuh
@ Mang Lembu
Zaman sebelumnya mungkin pejabat berwenang gak menunaikan tugas dengan baik dan benar.
Desember 9, 2016 pukul 7:22 am
ikannya besar banget!
@ kania
Yoi. Asik mancing besar.
Desember 9, 2016 pukul 8:29 am
wiyyyy … ikan layarannya gede banget ….
Indonesia memang kaya dengan ikan laut ya … tapi sayang banget konsumsi masyarakat terhadap ikan masih minim … lebih senang makan daging jenis lain … π
@ bersapedahan
Mancing ikan layaran memang asik. Di Ambon masih banyak ikan layaran.
Ayo kita tingkatkan konsumsi ikan dari diri sendiri.
Desember 9, 2016 pukul 9:45 am
Waw, besar banget ikannya #Takjub
Salam kenal darikuh ya Mas π aku mo follow blog, nyari kok nggak nemu ya?
@ Wahyu Widyaningrum
Di perairan laut Indonesia bagian timur masih banyak ikan besar.
Salam kenal juga. Silahkan di follow.
Desember 9, 2016 pukul 4:42 pm
Saya lahir dikampung yang dekat dengan pesisi pantai, yah.. tapi begitulah, hasil lautnya hanya untuk dinikmati oleh warga lokal saja hehe
@ ndgblog
Nah, itulah fungsi salah satu pemerintah, membantu rakyatnya untuk meningkatkan kesejahteraan.
Desember 10, 2016 pukul 7:59 am
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Alris…
Jika dilihat dari tangkapan ikan di atas, memang laut Indonesia kaya dengan ikan yang besar-besar dan tentu mahal harganya jika di eksport. Jika kerajaan dapat menyediakan subsidi kepada nelayan peningkatan tangkapan akan lebih banyak dan menjadi sumber ekonomi yang besar buat negaranya ya. Mudahan ke depan nanti perkara ini menjadi perhatian pemerintah. Ternyata mas Alris rakyat yang perihatin. Salut dengan 4 jempol….hehe.
Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak.
@ SITI FATIMAH AHMAD
Waalaikumsalam wr wb, Kak Siti
Di laut Indonesia banyak ikan yang mahal, kak Siti. Hanya selama ini lebih banyak dinikmati nelayan luar negara. Semoga pemerintah lebih banyak lagi membangun infrastruktur untuk mensejahterakan rakyat.
Desember 10, 2016 pukul 2:03 pm
Wah…besar banget ikannya! Betul…Indonesia memang potensinya besar sekali dalam hal kelautan. Masih banyak banget PR pemerintah untuk bangun infrastruktur bukan cuma untuk perikanan tapi buat bidang2 lain seperti peternakan, perkebunan, pariwisata, dll. Semoga bisa cepat terwujud.
Salam kenal mas!
Adam & Susan
http://www.pergidulu.com
@ susanpergidulu
Ayo ke Ambon. Banyak tempat menarik di Ambon.
Iya, semua bidang perlu disediakan infrastruktur yang memadai supaya kehidupan rakyat semakin baik.
salam kenal kembali Susan dan bang Adam, π
Desember 10, 2016 pukul 7:02 pm
all the time i used to read smaller articles or reviews
which also clear their motive, and that is also happening with
this piece of writing which I am reading at this place.
Desember 11, 2016 pukul 4:27 am
Saya percaya kalau kapal nelayan luar negeri sampai perairan Indonesia. Semoga saja nelayan Indonesia dapat bekerja lebih keras lagi dalam pelautan dengan menghasilkan ikan yang lebih baik lagi.
@ Lisa Nel
Hasil lautsih baik, kadang pemasarannya kurang difasilitasi oleh pemerintah.
Desember 11, 2016 pukul 12:45 pm
Laut kita tuh terlalu luas jadi kayaknya susah banget buat dijagain. π¦
Padahal banyak banget hasil laut kita tapi sering diambilin sama negara-negara tetangga. PR banget buat pemerintah terutama untuk kelautan.
@ cK
Cukup di jaga di lokasi yang biasa masuknya kapal asing. Libatkan TNI AL untuk menjaga laut, pasti mengurangi illegal fishing.
Desember 11, 2016 pukul 11:50 pm
Indonesia adalah negara kepulauan, namun sayang sekali SDM nya sangat kurang dibanding luas laut itu sendiri. Nampaknya pemerintah harus memperhatikan sektor kelautan agar bisa memanfaatkan semaksimal mungkin kekayaan alam dari laut untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
@ Audrey
Harus dibanyakin sekolah kelautan. Bila perlu satu propinsi dibuat satu smk kelautan. Tidak ada satupun propinsi yang tidak punya laut.
Desember 12, 2016 pukul 5:16 am
Salam kenal mas,
Miris banget ya dengan kondisi itu. Semoga kedepannya ekspor hasil laut kita bisa bertambah banyak..
@ Dita Indrihapsari
Salam kenal juga mba Dita.
Kita berharap lebih banyak lagi kebijakan dan sarana pendukung untuk kesejahteraan nelayan.
Desember 12, 2016 pukul 5:51 pm
kalau uda pancingan terbaiknya sebesar apa?
dahulu di Sorong sering lihat perahu nelayan asal Taiwan ditahan di pelabuhan…, tuh dari Taiwan yang jauh itu aja bisa nyasar sampai Papua ya..
@ Monda
Saya pernah dapat ikan pari berat lebih kurang 30 kg.
Memang banyak negara luar yang mengeruk hasil laut kita.
Desember 12, 2016 pukul 11:31 pm
Wow…. Gede banget tuh ikannya..
@ Rudi Chandra
Yoi.
Desember 14, 2016 pukul 6:36 am
Semoga ke depannya nelayan lokal kita lebih diperhatikan kesejahteraannya.
@ bangharlen
Sebaiknya begitu, aamiin.
Desember 18, 2016 pukul 7:07 am
Menurut saya, memang komitmen pemimpin, dalam hal ini pemerintah, untuk memajukan perikanan yang jadi kuncinya. Kalau kuat niatnya, saya yakin bisa ada solusi untuk persoalan maritim. Bu Susi udah bagus sih, saya doakan semoga sektor perikanan makin maju. Ga kebayang kalau ikan sebesar itu dinikmati orang asing. Pasti kaya protein tuh. Kapan ya bisa ke Ambon dan makan ikan bakar…yummy! π
@ belalang cerewet
Dulu kurang diperhatikan sektor kelautan ini. Padahal banyak negara cuma mengandalkan laut sebagai pemasukan utama, contoh Maladewa.
Niat dan diwujudkan dengan tindakan nyata, pasti laut akan memberikan devisa besar bagi negara.
Ikan kita banyak “dirampok” negara asing karena ada pejabat terkait punya pola pikir hanya kaya buat diri sendiri.
Pelihara terus mimpinya, suatu saat akan dikabulkanNYA berkunjung ke tempat yang diinginkan.
Desember 18, 2016 pukul 6:53 pm
Puas banget kayaknya bisa nangkep ikan sebesar itu… hhheeh
@ bangharlen
Seperti kata Tukul: puas, puaas, puaaass….
Desember 27, 2016 pukul 4:14 pm
Lho, se-ASEAN pun kita nomor 5 to? Ironis pejuang kelautan seperti Menteri Susi banyak dimusuhi orang Indonesia sendiri..
PS: [gambar] sebesar itu diangkat sendirian.. (lebih berat siapa ya?) π
@ kutukamus
Data terakhir yang saya baca iya peringkat lima. Sepak terjang mentri Susi banyak memberikan manfaat bagi nelayan.
Ngangkat ikannya dibantu, waktu difoto orangnya sendirian, hehehe….
Januari 3, 2017 pukul 11:35 pm
Ah sedih sekali bacanya. Harusnya Indonesia bisa lebih keren berarti ya dari negara lain dalam hal ekspor ikan
@ Vety Fakhrudin
Kudunya begitu, lha wong lautan kita begitu luas. Lumbung ikan ada banyak kita punya.
Januari 9, 2017 pukul 12:30 pm
Semoga pemerintah kita sadar hal ini, btw itu ikan gede banget, bisa di makan rame2
@ cumilebay.com
Harusnya laut diberdayakan untuk sumber duit buat pembangunan. Ini gak malah naikin bbm, pungut biaya administrasi katanya, padahal tetap aja bagi rakyat itu pajak.
Januari 12, 2017 pukul 2:16 pm
ya kadang kalau di pikir pikir negara indonesia ini sebenernya sangat sangat kaya. Mulai dari alam bawah laut, sampe daratannya juga. Tapi nggak bisa memproses dengan baik, malah dapat menimbulkan bencana seperti lumpur sidoarjo beberapa tahun silam. Freeport yang masih jadi perdebatan, kekayaan indonesia di keruk habis. Indonesia sendiri hanya dapat berapa persennya.
gak lebih dari puluhan persen. Hihihi.
Btw ikannya keren yah, sekilas mirip sama swordfish kalau nggak ada siripnya yang tegak itu π
@ leli
Sedih ya liat kita lama banget dikibulin sama orang luar.
Ikannya memang keren.
Februari 10, 2017 pukul 8:46 am
Buset itu ikan gede banget gimana cara mancingnya. Mungkin Kita ngak punya kapal yang gede buat nangkepin ikan.
@ George Kelinci
Pakai pancing yang besar, senarnya pun ukuran besar.
Nelayan kita masih banyak pakai kapal sederhana susah untuk mendapatkan ikan besar.
Maret 1, 2017 pukul 9:50 am
lihat judulnya aja dah miris….ayuhh jangan hanya bisa komen. berikan kontribusi sumbangsih pemikiran kita untuk kemajuan indonesia
Oktober 26, 2018 pukul 7:57 am
Sayang banget, banyak kekayaan alam Indonesia sangatlah beraneka ragam tapi pengolahannya belum bisa maksimal. Saya ngak mau komen negatif ke pemerintah soalnya mau bagaimana lagi, menurut saya tidak hanya pemerintah tapi memang tanggungjawab kita bersama.
Kesadaran harus dimulai dari tiap individu, tanpa ada kekompakan maka semua orang hanya mementingkan ego masing masing. Semoga kedepannya kita bisa ikut berkontribusi dalam membangun Indonesia lebih baik lagi.
@ Adam Muiz
Saya pernah bincang-bincang dengan pelaut Ambon yang lama kerja sama kapal pencari ikan asal Thailand. Menurut dia pemerintah Thailand memang memberikan insentive dan kemudahan untuk nelayannya. Makanya nelayan mereka begitu banyak mengeruk ikan dari laut kita. Akhirnya ekspor ikan Thailand bisa mengungguli ekspor ikan Indonesia. Indonesia punya laut Thailand unggul ekspornya.